TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka menyelimuti Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, di mana sang Bupati Samsul Bahri Madjid meninggal dunia, Jumat (19/3/2021), sekira pukul 19.45 WITA.
Diberitakan sebelumnya, Samsul Bahri mengalami jatuh pingsan sesaat seusai bermain bola.
Samsul Bahri sempat mendapatkan pertolongan medis, namun akhirnya nyawanya tak tertolong.
Kini jenazahnya telah dimakamkan di pemakaman keluarga, di Kelurahan Lalombaa, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sabtu (20/3/2021) siang.
Sosok Samsul Bahri
Dilansir TribunnewsSultra.com, sebelum terpilih sebagai Bupati Kolaka Timur, Samsul Bahri merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Di sela-sela jadi PNS almarhum aktif di KNPI Kolaka, dan menjabat Ketua KNPI Kolaka dua periode (1998-2003).
Tahun 2003 Samsul Bahri semasa hidup menjabat Camat Tirawuta (2003-2006) lalu dipercaya jadi camat Kolaka (2006-2007).
Lantas pada tahun 2009 hingga 2013 dirinya ditunjuk sebagai Kepala Bagian Humas di Pemkab Kolaka lalu dikukuhkan menjadi Kabag Organisasi.
Kariernya naik saat dilantik jadi Asisten II Bidang Ekonomi lalu staf ahli bidang pemerintahan.
Baca juga: HARTA KEKAYAAN Erick Thohir, Pemegang Saham Terbesar Ketiga di Persis Solo, Total Rp2,3 Triliun
Tahun 2014, Samsul Bahri dilantik menjadi asisten III bidang administrasi umum.
Setelahnya, dia diangkat jadi Pj Sekda 2016-2018 lalu menjabat Staf Ahli Bupati di masa pemerintahan Tony Herbiansyah hingga ikut pilkada 2020 lalu
Samsul Bahri Madjid selama dua periode menjabat Ketua DPC KBPPP Kolaka (2011-2020).
Tahun 1992-1997, almarhum menjabat Ketua Lembaga Adat dan Budaya Mekongga di Kolaka.
Dia juga aktif di Korps Ikatan Alumni HMI di Kolaka sebagai ketua dan Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kolaka (2001-2006).
Samsul Bahri merupakan anak dari purnawirawan Polisi dan tokoh masyarakat adat Mengkongga, suku pedalaman asli Sulawesi Tenggara di pesisir Teluk Bone.
“Dia adalah salah satu anak polisi yang ramah, supel,berhasil meniti karier di pemerintahan di Kolaka,” kata Pj Sekretaris DPD Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Sulsel Dr Zakir Sabara HW menyampaikan duka mendalam.
Baru 21 Hari jadi Bupati
Samsul Bahri Madjid merupakan Bupati terpilih di Pilkada Kolaka Timur 2020 lalu.
Samsul Bahri pun baru saja dilantik pada pada 26 Februari 2021 lalu, hingga akhirnya 21 hari kemudian meninggal dunia.
Bupati Samsul Bahri didampingi Wakil Bupati Andi Merya.
Baca juga: Anggota Komisi V DPR Minta Menhub Lakukan Inspeksi Keselamatan Seluruh Pesawat
Saat kontestasi Pilkada Kolaka Timur 2020, Samsul Bahri dan Andi Merya berhasil menumbangkan calon petahana, Tony Herbiansah - Baharuddin.
Dirinya dan Andi Merya saat itu diusung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Gerindra.
Kronologi
Sebelum meninggal dunia Samsul Bahri sempat mengikuti pertandingan sepak bola digelar di Lapangan Nur Latamaro, Jl Poros Kendari-Kolaka, Kelurahan Rate-Rate, Tirawuta Kabupaten Koltim, pukul 16.00 WITA, Jumat (19/3/2021).
Pertandingan ini merupakan ajang persahabatan antara Gerindra FC melawan Pemkab Kolaka Timur.
Beberapa saat setelah pertandingan Samsul Bahri sempat beristirahan di luar lapangan.
Almarhum meminta air mineral kepada ajudannya Briptu Wildan dan menghabiskan minuman itu sekira pukul 16.55 wita.
Berselang 2 menit, Samsul Bahri pingsan dan langsung terjatuh.
Samsul Bahri pun langsung dibawa ke ambulans yang telah siaga di pinggir lapangan pukul 17.00 wita dan dilarikan menuju Puskesmas Tirawuta.
Baca juga: Trigana Air Tergelincir, Komisi V DPR Bilang Aspek Keselamatan Penerbangan Kembali Tercoreng
Setibanya di puskesmas, Samsul Bahri langsung ditangani dr Novi untuk pertolongan pertama dengan memberikan bantuan pompa jantung dan oksigen.
Sekitar 10 menit berselang, Samsul Bahri dirujuk ke RSUD Konawe menggunakan ambulans didampingi dokter jaga.
Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, SBM menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 19.45 WITA.
Diketahui Samsul Bahri meninggal dunia lantaran henti jantung atau cardiac arrest.
Apa itu Cardiac Arrest?
Dikutip dari heart.org, Cardiac Arrest atau henti jantung merupakan suatu kondisi hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang.
Namun yang menjadi poin henti jantung ini mungkin saja menyerang orang yang tidak memiliki historis penyakit jantung.
Itu bisa datang tiba-tiba atau setelah gejala lain.
Henti jantung seringkali berakibat fatal jika langkah-langkah yang tepat tidak segera diambil.
Rupanya ada perbedaan antara henti jantung dengan serangan jantung.
Baca juga: Cerita Gede Pasek Disuruh Pilih Anas Urbaningrum atau SBY Berujung Hilangnya Jabatan
Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke jantung.
Serangan jantung mengacu pada kematian jaringan otot jantung karena hilangnya suplai darah, dan terkadang fatal.
Sebaliknya, henti jantung terjadi ketika sistem kelistrikan jantung tidak berfungsi.
Jantung berhenti berdetak dengan benar. Fungsi pemompaan jantung "ditahan", atau dihentikan.
Pada henti jantung, kematian dapat terjadi dengan cepat jika tindakan yang tepat tidak segera diambil.
Henti jantung dapat ditangani jika dilakukan CPR dan defibrilator mengguncang jantung sehingga memulihkan irama jantung normal dalam beberapa menit.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsultra.com dengan judul 7 Fakta Bupati Kolaka Timur 21 Hari Meninggal Usai Main Sepakbola dan Cetak Gol, Kronologis Penyebab,
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)