News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Cabai Melonjak

Ketika Harga Cabai Makin Pedas, Para Petani di Desa Pucuk Mojokerto Borong Sepeda Motor Hingga Mobil

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto sedang memanen cabai. Harga cabai melambung justru menjadi berkah bagi sejumlah petani cabai di Mojokerto.

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Di saat banyak masyarakat yang menjerit karena tingginya harga cabai di pasaran, ternyata tidak demikian halnya dengan para petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.

Diketahui para petani ini beramai-ramai membeli kendaraan bermotor mulai sepeda motor hingga mobil.

Sebagian lagi menggunakan uangnya untuk merenovasi atau membangun rumahnya.

Mereka membeli puluhan motor dan mobil secara cash alias kontan dari hasil keuntungan panen cabai saat harga selangit yang tembus hingga Rp 95 ribu per kilogram di tingkat petani.

Kepala Desa Pucuk, Nanang Sudarmawan membenarkan adanya masyarakat khususnya petani cabai yang memborong kendaraan motor dan mobil hingga membangun rumah yang dibeli secara cash dari hasil panen cabai rawit.

"Kalau jumlah kendaraan yang dibeli itu setahu saya sampai saat ini ada puluhan sekitar 30-50 motor. Memang paling banyak motor Scoopy, ada juga motor PCX dana juga dua mobil," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Minggu (28/3/2021).

Menurut Nanang, paling banyak petani cabai yang memborong kendaraan motor tersebut berada di Dusun Pucuk yang wilayahnya lebih luas dan mayoritas penduduknya adalah petani cabai.

Setidaknya, ada lima dusun di Desa Pucuk yaitu Dusun Wotgaru, Dusun Pucuk paling besar, Dusun Brejel Lor, Dusun Brejel Kidul dan Dusun Kwarigan.

Dari jumlah penduduk di Desa Pucuk sekitar 1.100 KK (Kepala Keluarga) sekitar 95 persen bekerja sebagai petani yang rata-rata mempunyai lahan cabai.

Mereka menanam cabai di lahan persawahan priabadi dan sebagian manfaatkan lahan tanaman kayu putih milik Perhutani.

"Paling banyak ya di Dusun Pucuk itu petani cabai yang beli kendaraan, ada yang merenovasi atau membangun rumahnya dari hasil panen cabai," jelasnya.

Nanang menyebut harga cabai dalam masa panen di Dawarblandong tahun 2021 ini memang relatif bagus dan bertahan lama hampir 1,5 bulan.

Harga cabai rawit di tingkat petani dari Rp 50 ribu saat awal panen pada Februari yang terus merangkak naik hingga puncaknya mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 95 ribu per kilogram.

Baca juga: Ketika Harga Cabai Melonjak, Untuk Berhemat Bumbu Peningkat Rasa Pedas Bisa Jadi Solusinya

Baca juga: Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono Minta Pemerintah Stabilkan Harga Cabai

Apalagi, saat itu di luar daerah minim ketersediaan cabai sehingga petani di Dawarblandong beruntung mempunyai banyak pasokan.

"Sekali panen memperoleh 2 sampai 3 kwintal itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp 24 juta dan bisa sampai 10-12 kali panen," bebernya.

Dikatakan Nanang, para petani cabai ramai-ramai membeli kendaraan baru secara bertahap sejak bulan Maret 2021.

"Alhamdullilah tahun 2021 ini masyarakat Desa Pucuk panen cabai banyak jadi hampir setiap hari beli sepeda motor," terangnya.

Selain itu, sebagian petani cabai juga menggunakan uang dari hasil panen cabai rawit untuk membangun rumahnya.

"Ya tahun ini memang banyak masyarakat yang merenovasi dan membangun rumahnya dari hasil panen cabai," pungkasnya.

Pemerintah Desa Pucuk menyambut antusias saat warganya mendadak kaya mendapat rezeki dari keuntungan hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani cabai di Dawarblandong.

"Pemdes sangat senang dengan hasil pertanian masyarakat di Desa Pucuk jadi petani bisa makmur," kata Nanang.

Salah satu petani cabai setempat, Listyono (56) mengaku sebagian hasil panen digunakan membeli mobil secon untuk anaknya.

Dia membeli mobil Avanza warna putih berharga Rp 145 juta sekitar satu bulan lalu.

Kemudian, sebagian hasil penjualan panen cabai dia tabung untuk persiapan menyambut lebaran Idul Fitri 2021.

"Saya tidak menyangka bisa membeli mobil dari hasil panen cabai," cetusnya.

Baca juga: Cabai Rawit dan Ikan Segar Dorong Inflasi Februari 2021

Baca juga: Harga Cabai Membumbung, Tukang Tahu Gejrot Kurangi Level Kepedasan Dagangannya

Listyono mengatakan sudah menjadi petani selama 18 tahun di Dawarblandong.

Harga cabai rawit tahun 2021 ini paling mahal dan bertahan lama.

Sebelumnya, harga cabai saat panen raya pada 2019-2020 terpuruk mencapai Rp.4.000 sampai Rp.5.000 per kilogram.

"Hasil panen cabai dalam satu bulan ini sekitar 4,7 kwintal," tandasnya.

Di Pasar Cimanggis Rp 120 Ribu

Seperti diketahui, harga cabai rawit merah melonjak naik menembus angka ratusan ribu per kilogram.

Di Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), cabai rawit merah dijual seharga Rp 120 ribu per kilogram. 

CABE MERAH - Warga tengah memilih cabe rawit merah di Pasar Nangka, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (4/3/2021). Harga cabe rawit merah saat ini mencapai Rp 140.000 per kilogram. Sejumlah pedagang mengeluh tingginya harga cabe tersebut, karena berimbas sepinya pembeli. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

"Rawit merah sekarang Rp 120 ribu," ujar Sam (40), pedagang sayur Pasar Cimanggis.

Sam mengatakan, harga cabai sudah mulai naik sejak dua pekan lalu.

Kenaikan bertahap hingga yang tertinggi menembus angka Rp 120 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk harga cabai keriting merah, harganya Rp 60 ribu per kilogram.

Sam tidak tahu penyebab harga rawit yang semakin "pedas" itu.

Ia hanya bisa menerima harga dari produsen yang sudah ditetapkan.

"Enggak tahu lahan di sana kebanjiran atau kenapa, enggak tahu juga," pungkas Sam.

Hal serupa diutarakan Jahimin (42), pedagang sayur di Pasar Cimanggis.

Hanya saja, Jahimin menjual cabainya Rp 115 ribu per kilogram.

"Harga cabe ini naik terus, enggak turun-turun. Dari Rp 30 ribu sampai Rp 115 ribu sekarang," ujar Jahimin.

Jahimin menduga musim hujan jadi penyebab naiknya harga cabai.

Namun, tahun lalu dengan kondisi musim hujan yang sama, cabai tidak semahal hari ini.

"Tahun kemarin enggak setinggi ini," pungkas Jahimin.

Sudah 2 Pekan

Seperti diketahui, harga cabai rawit di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, melonjak. Lonjakan harga disebut pedagang sudah terjadi sejak dua pekan silam.

"Kalau sekarang sudah ganti harga, sekarang cabai rawit merah seharga Rp 90 ribu. Sehari bisa naik Rp 10-15 ribu," kata Danti (25), salah seorang pegadang di Pasar Beringharjo, Kamis (24/2/2021).

Dia mengatakan, sebelum mengalami kenaikan harga, harga cabai rawit merah berkisar Rp 75.000 sampai Rp 85.000.

CABE MERAH - Warga tengah memilih cabe rawit merah di Pasar Nangka, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (4/3/2021). Harga cabe rawit merah saat ini mencapai Rp 140.000 per kilogram. Sejumlah pedagang mengeluh tingginya harga cabe tersebut, karena berimbas sepinya pembeli. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Sedangkan untuk cabai keriting merah di Pasar Beringharjo Rp 50 ribu, cabai hijau keriting Rp 20 ribu.

Kenaikan harga disinyalir karena cuaca, ditambah lagi ada permintaan lebih dari kota lain seperti Jakarta, sehingga Yogyakarta hanya mendapatkan pasokan sedikit dan membuat kenaikan harga.

"Jakarta meminta kirim (cabai) jadi di sini dapatnya sedikit akhirnya harga naik, pembeli sekarang ya mengurangi jumlah belinya," kata dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang lain, yaitu Wasingah dirinya menjual dengan harga yang sama untuk cabai rawit merah Rp 90.000.

"Cabai merah Rp 65.000, cabai teropong Rp 35.000, cabai rawit merah Rp 90.000. Banyak yang rusak karena musim hujan," kata dia.

Baca juga: Sudah Terjadi Dua Pekan, Harga Cabai Rawit Merah di DIY Melonjak hingga Rp 90.000 per Kg

Baca juga: Petani Warnai Cabai Rawit Pakai Cat Semprot, Awalnya Pakai Cairan Cengkih, Kades Minta Maaf

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Daerah Istimewa Yogyakarta Yanto Aprianto, menyampaikan kenaikan harga cabai rawit merah mulai naik sejak Januari 2021.

"Januari mulai merangkak naik," katanya.

Untuk data harga kemarin, dia menyampaikan harga cabai rawit merah di tiga pasar yaitu Pasar Kranggan, Beringharjo, Demangan rata-rata di harga Rp 86 ribu.

"Rata-rata di ketiga pasar Rp. 86.000, untuk cabe rawit merah sedangkan rawit hijau di kisaran Rp 63.500. Kenaikan harga dipicu karena cuaca musim penghujan dan permintaan konsumen juga untuk sekarang baru memasuki musim tanam. Untuk cabe merah keriting diharga Rp 46.000 dan cabe konsumsi Rp 44.500," kata dia. (Surya/Kompas.com/Tribunjakarta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tangguk Untung saat Harga Cabai Melambung, Petani di Mojokerto Disebut Beli Puluhan Motor dan Mobil

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini