TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Seorang perangkat desa di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, mengugkapkan fakta sebelum N (44) ditangkap oleh anggota Densus 88 Anti Teror.
Perangkat desa yang hanya disebut berinisial PW itu menceritakan sempat ditanyai oleh seorang yang mengaku sebagai anggota Densus 88 Anti Teror.
PW menceritakan hal tersebut kepada reporter SURYA.co.id, Selasa (30/3/2021).
Menurutnya sekitar sebulan setengah yang lalu ada orang yang mengaku sebagai aparat antiteror menemuinya.
PW menceritakan, orang yang mengaku Densus 88 itu menemuinya sekitar 1,5 sebelumnya.
Orang itu kemudian menanyakan aktivitas keseharian N warga asli Ngeglok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Baca juga: Persiapkan Pergi ke Luar Negeri Terduga Teroris Ini Dibekuk Densus 88, Berikut Masa Lalu N
“Ya saya jelaskan saja apa adanya, bahwa dia tertutup dan lebih banyak beraktivitas di luar desa,” ucap PW, Rabu (31/3/2021).
Sekadar diketahui, Densus 88 menangkap N dan istrinya saat beraktivitas di luar rumah.
Densus 88 kemudian menggeledah rumah mertua N, tempat tinggalnya selama ini.
Saksi penggeledahan menyebut, ada dua pistol, delapan peluru aktif, satu peluru kosong dan sebilah senjata tajam yang disita Densus 88.
Baca juga: Ketua PBNU Berikan Strategi Berantas Terorisme, Sebut Ajaran Wahabi dan Salafi Jadi Pintu Masuknya
Istri N diperiksa
Sementara itu, Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto mengakui ikut dalam proses penggeledahan tempat tinggal N (44), melihat dua pistol yang disita.
Dua senjata api itu lebih mirip pistol rakitan, bukan pistol pabrikan.
“Selain itu ada juga sejumlah selongsong peluru. Itu yang kasat mata,” ungkap Handono, Rabu (31/3/2021).
Kapolres juga mengakui, R, istri N diperiksa di Mapolres Tulungagung.
Baca juga: Kata Tetangga, Terduga Teroris di Bekasi Tutup Bengkel Saat Ikut Aksi 212
Namun Handono belum memastikan, apakah R sudah selesai diperiksa.
Jika dianggap selesai, R akan dipulangkan kembali.
“Nanti akan kami cek, apa masih di sini apa sudah dipulangkan,”sambungnya.
Lebih jauh Handono menegaskan, pihaknya hanya membantu proses pengamanan.
Sedangkan proses pemeriksaan pada terduga dilakukan langsung oleh Densus 88.
Pihaknya juga akan memantau perkembangan, untuk memastikan daerah mana yang harus diawasi.
“Perkembangan seperti apa, tidak mungkian kami sampaikan,” tandasnya.
Mertua sempat terkejut
Sebelumnya, reaksi terkejut diperlihatkan oleh Abu Umar mertua N terduga teroris di Tulungagung yang ditangkap Densus 88.
Ketika menggeledah rumah N di Dusun Ngipik RT 1 RW1, Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Densus 88 menyita dua pistol dan 8 peluru aktif serta 1 peluru kosong.
Abu Umar merupakan mantan Kepala Desa Tenggur pada 2005 silam, terlihat terpukul dengan penangkapan menantunya itu.
Ia merasakan pedih karena memikirkan nasib cucunya, anak dari N.
"Mending saya yang dibunuh saja. Saya pedih, kasihan dengan cucu saya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Abu mengaku saat itu tengah ada di musala. Ketika pulang, di rumahnya sudah penuh dengan aparat melakukan penggeledahan.
Abu mengaku tidak tahu pasti apa yang didapat polisi.
"Menurut Ketua RT yang menjadi saksi penggeledahan, katanya ada pistol," ungkapnya.
Tidak ada yang janggal dengan sikap N
Abu mengatakan, tidak ada yang aneh dengan keseharian menantunya.
N setiap hari berbaur dengan warga, seperti menghadiri undangan hajatan maupun kenduri.
Namun menurut Abu, N lebih banyak beraktivitas di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, tempat asalnya.
"Paling pagi main sama anaknya, menjelang sore dia ke Blitar. Aktivitas di sana (Nglegok) saya tidak tahu," katanya.
N juga tidak pernah bercerita aktivitasnya di luar rumah.
N juga tidak pernah menerima tamu di rumahnya.
Yang diketahui Abu, N punya sebuah dum truk dan diperkirakan ke teman sekolahnya.
"Menurut saya, dia malah oran yang halus," ujar Abu.
N menikah dengan anak Abu dan telah punya dua anak.
N juga pernah bekerja di Korea Selatan selama delapan tahun.
Densus 88 menangkap N, saat N keluar bersama istri dan anak keduanya.
N kemudian dibawa ke rumahnya, sementara Densus 88 melakukan penggeledahan.
Densus 88 sita pistol dan 8 peluru
Menurut seorang perangkat Desa Tenggur, Purwanto, N ditangkap di luar.
"Sekitar pukul dua (siang) ada sekitar 10 mobil datang, semuanya plat L. Saat itu N sudah ada di dalam mobil," terang Purwanto.
Purwanto kemudian diminta menjadi saksi penggeledahan rumah Abu, bersama Ketua RT setempat.
Selama proses penggeledahan, N tetap di dalam mobil yang membawanya.
Densus 88 menemukan dua pucuk pistol dengan 9 peluru.
"Dua pistol kemudian ada delapan peluru aktif, dan satu peluru kosong," ungkap Purwanto.
Selain itu ada sebilah senjata tajam yang ditemukan.
Senjata tajam ini berbentuk seperti parang, namun ukurannya pendek.
Sebuah paspor atas nama N juga dibawa polisi.
"Istri sama anaknya yang kecil juga dibawa sama Densus," ucap Purwanto.
N diketahui berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Ia menikahi anak perempuan Abu Imar, mantan Kades Tenggur pada 2005 silam.
N sudah mempunyai dua anak. Kesehariannya ia dikenal sebagai pemilik dum truk.
Dia sering bolak-balik Tenggur-Kemloko, karena dia juga menjaga ibunya.
Selain itu N juga bertani di desa asalnya itu. (David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul UPDATE Terduga Teroris di Tulungagung, Perangkat Desa Dihubungi Densus 88 1,5 Bulan Sebelumnya