TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban bencana banjir bandang dang tanah longsor yang melanda Nusa Tenggara Timur terus bertambah.
Berikut update jumlah korban banjir bandang NTT yang disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Dr Raditya Jati S Si M Si, dikutip dari tayangan Live Breaking News Kompas TV, Selasa (6/4/2021).
Jumlah Korban Jiwa
Hingga sore ini, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 84 orang dinyatakan meninggal dunia.
Korban meninggal tersebut tersebar di enam kabupaten dan kota yang ada di NTT, di antaranya:
- 49 Orang Meninggal Dunia di Kabupaten Flores Timur
- 16 Orang Meninggal Dunia di Kabupaten Lembata
- 15 Orang Meninggal Dunia di Kabupaten Alor
- 2 Orang Meninggal Dunia di Kabupaten Malaka
- 1 Orang Meninggal Dunia di Kota Kupang
- 1 Orang Meninggal Dunia di Ende
Baca juga: Badai Siklon Seroja yang Sebabkan Bencana di NTB dan NTT
Baca juga: BMKG: Kecepatan Pusaran Siklon Tropis Seroja di NTT saat Terbentuk Capai 85 Km/Jam
Selain korban meninggal dunia hingga kini dilaporkan sebanyak 103 orang masih hilang, di antaranya ada di:
- 23 di Flores Timur
- 51 di Kabupaten Lembata
- 29 di Kabupaten Alor
Terdapat juga korban luka-luka sebanyak 123 orang, tersebar di empat kabupaten yang ada di NTT.
- 22 di Flores Timur
- 1 di Kabupaten Ngada
- 98 di Kabupaten Lembata
- 2 di Kabupaten Alor
Sementara itu tercatat sebanyak 2.683 orang terdampak bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Minggu (4/4/2021) kemarin.
Baca juga: Panglima TNI Kerahkan Kapal, Pesawat, Hingga Prajurit untuk Bantu Korban Bencana di NTT dan NTB
Baca juga: Pemerintah Bangun Rumah Warga yang Rusak Berat Akibat Bencana di NTB dan NTT
Titik Lokasi Pengungsian
Terdapat enam titik lokasi pegungsian yang disediakan untuk menampung para korban banjir bandang di NTT.
Posko utama pengungsian berada di Kantor BPBD Provinsi NTT.
Selain itu terdapat lima titik pengungsian yang tersebar di lima kabupaten.
Berikut datanya:
1. Kabupaten Flores Timur
- Desa Nelelamadiken, sebanyak 475 orang mengungsi. Tersebar di empat lokasi, yakni Balai Desa Nelelamawangi, SD Desa Nelelamawangi, Balai Desa Nelelamadike, serta Poskesdes Desa Nelelamadike.
- Desa Waiburak, sebanyak 150 orang mengungsi. Terbagi di dua lokasi, yakdi di Kepela Wai Lingo dan Posyandu Waiburak.
- Kelurahan Waiwerang, sebanyak 100 orang mengungsi di dua lokasi, yakni di MAN 1 Flores Timur dan Mess Guru SDi Waiwerang.
- Desa Oyang Barang, sebanyak 100 orang mengungsi.
Baca juga: Dokter dan Alat Perawatan Patah Tulang Masih Kurang di Lokasi Pengungsian Bencana NTB dan NTT
Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Lokasi Pengungsian dan Dapur Umum di Lewoleba NTT
2. Kabupaten Sumbawa Barat, terdapat 67 KK atau 288 jiwa mengungsi di rumah Kepala Desa Bali Loku.
3. Kabupaten Malaka, terdapat lima titik pengungsian, yakni:
- SMP Sabar Subur Betun
- SDK Betun 1 dan Betun 2
- SDI Wemalae Betun
- SDI Baketeu
- SDI Kletek
4. Kabupaten Dompu, sebanyak 56 orang mengungsi di Desa Daha dan Desa Marada dan enam orang mengungsi di Desa Lepadi.
5. Kabupaten Lembata, titik pengungsian ada di Posko Utama Aula Kantor Bupati dan Lapangan Puskesmas Waipukang.
Baca juga: BMKG Buat Grup WA Pengungsi Korban Banjir NTT, Infokan Perkembangan Cuaca dan Peringatan Dini
Baca juga: Wapres Sampaikan Belasungkawa Atas Banjir Bandang dan Longsor di NTT
Arahan Presiden Jokowi
Selain memaparkan data korban terdampak bencana banjir bandang NTT, Raditya juga menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan bencana.
Perlu diketahui selama satu pekan terakhir, cuaca ekstrim akibat siklon tropis seroja terus dirasakan di berbagai provinsi di Indonesia.
Khususnya yang berada di Provinsi NTT dan NTB yang menerima dampak paling besar.
Untuk itu Presiden Jokowi menekankan beberapa hal, di antaranya:
Baca juga: Presiden Minta BNPB Segera Data Lokasi Pengungsian Bencana NTB dan NTT
Baca juga: Jokowi Minta Menkes Perbanyak Tempat Pelayanan Kesehatan di Lokasi Bencana NTB dan NTT
1. Percepatan proses evakuasi, pencarian penyelamatan korban yang belum ditemukan.
2. Pastikan hadirnya pelayanan kesehatan dan penanganan korban yang memerlukan pertolongan medis, serta memperbanyak tempat pelayanan kesehehatan di lapangan.
3. Segera tangani dan penuhi kebutuhan para pengungsi.
4. Mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak, serta segera pulihkan akses jalan, jaringan listrik dan telekomunikasi.
5. Antisipasi bahaya lanjutan cuaca ekstrim yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Baca berita lainnya terkait Cuaca Ekstrem di Indonesia Timur.