“Kalau surat cerai dari suami tidak keluar, kan tidak jadi nikah itu keduanya. Maka, mereka mengatur untuk melakukan pembunuhan,” terusnya.
Dia menambahkan, motif pembunuhan atas dasar cinta segitiga ini juga bisa terjadi lantaran NK ingin menjadi orang kaya.
Hubungan NK dan korban adalah karyawan dan majikan. Apabila ada ajakan untuk berhubungan intens dengan istri majikan, tentu saja NK tergiur karena berimajinasi untuk naik kelas.
“NK kan lebih muda ya? Patut diduga, kasta ekonominya tidak tinggi. Maka, ketika diajak selingkuh sama istri juragan, dia jadi naik pangkat,” kata Prof Koentjoro.
Ketika sudah merasa naik pangkat, tentu NK akan merasa bangga dengan dirinya sendiri dan mimpi bisa memenuhi segala kebutuhannya.
Dapat disimpulkan, NK juga setuju untuk membunuh suami agar bisa menikmati kebahagiaan dunia bersama KI beserta hartanya.
“Kalau istrinya, dia hanya memburu emosi saja. Pun kalau misal KI dan NK itu menikah, tidak akan berlangsung lama,” tandasnya. (Tribunjogja/Ardhike Indah/Christi Mahatma Wardhani)