TRIBUNNEWS.COM - Gugurnya awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 menyisakan duka mendalam, termasuk di hati Teddy Aws.
Ia merupakan sahabat dari Komandan Kapal Selam KRI Nanggala-402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian.
Teddy dan Heri sama-sama bersekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Teddy mengenang sahabatnya itu sebagai sosok yang kalem dan tidak terlalu mencolok.
Mendiang juga dikenang memiliki sifat pemalu.
Baca juga: Anis Matta Ajak Masyarakat Doa Bersama dan Salat Gaib bagi para Syuhada KRI Nanggala 402
Namun di balik karakter pendiamnya, Heri tetap mampu bergaul dengan siapapun.
"Dia itu (siswa) pindahan di sekolah. Waktu kelas dua masuk kelas kami. Kelas X J. Karakternya pendiam, kalem, tidak banyak omong, seperti anak SMA lainnya ceria dan seru," terang Teddy saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (25/4/2021).
Hubungan pertemanan antara Teddy dan Heri pun tergolong dekat.
Mereka kadang duduk bersebelahan saat mengikuti pelajaran. Sesekali Heri duduk di bangku tepat di belakang Teddy.
Saat jam pelajaran usai, keduanya biasa menempuh perjalanan pulang bersama-sama dengan berjalan kaki.
"Heri itu kebetulan juga ngontrak bareng kakak-kakaknya. Saya sama dia jalan kaki karena kalau pulang satu arah ke kos saya. Rumahnya dia di Blunyah," tuturnya.
Salah satu pengalaman paling berkesan yang pernah dilaluinya bersama Heri adalah ketika mereka menjuarai lomba basket antar kelas bersama rekan siswa kelas X J lainnya.
Pengalaman sederhana itu begitu terngiang dalam benak Teddy.
Baca juga: Ketua DPR Dukung Kenaikan Pangkat Awak KRI Nanggala-402 dan Jaminan Pendidikan Anak-anaknya
Kisah bermula ketika para siswa X J memutuskan untuk mengikuti perlombaan basket.
Padahal mereka tak memiliki kemampuan yang mumpuni. Kelas mereka juga sempat diremehkan oleh peserta lain.
"Namun kami punya tekad dan semangat kerja sama, kami bisa menang padahal kelas lain hebat-hebat dan kita semua itu biasanya main bola. Kita intinya punya tekad dan punya semangat dan akhirnya kita menang," kenangnya.
Teddy menuturkan, sejak lulus SMA keduanya sempat lost contact. Hingga pada suatu saat, Teddy mengetahui bahwa Heri mengikuti sekolah militer.
Saat duduk di bangku SMA, Teddy tak menyangka bahwa Heri memiliki cita-cita menjadi seorang pelaut.
Namun, menurutnya, Teddy memang memiliki karakter yang sesuai untuk menjadi seorang anggota TNI AL.
"Dia nggak pernah cerita dia mau jadi pelaut, gayanya saja klemar-klemer dan santun. Makanya saya kaget dia tahu-tahu jadi tentara. Tapi dia memang punya sifat pemberani, rendah hati, dan mentalnya kuat," paparnya.
Pertemuan terakhir antara Teddy dan Heri terjadi pada tahun 2019 silam.
Saat itu, Teddy tengah melakukan perjalanan touring menuju Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sebelum mencapai tujuan, Teddy sempat singgah di Surabaya, tempat Heri berdinas.
Keduanya pun bertemu di wilayah itu.
"Sempat ketemu ngobrol-ngobrol kayak teman lama. Saat itu masih Mayor waktu ketemu saya, dia pulang dari Jerman, masih sebelum jadi komandan," jelasnya.
Saat itu, Heri diketahui masih menjabat menjadi Komandan Sekolah Awak Kapal Selam (Dansekasel) Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus).
Lalu pada April 2020, Heri didaulat sebagai Komandan KRI Nanggala-402.
Baca juga: Pakar Hukum Pidana Gaungkan Audit Perawatan KRI Nanggala 402
Teddy sempat mengharapkan adanya keajaiban pasca-pemerintah menetapkan status pencarian KRI Nanggala-402 menjadi tenggelam.
Dia berharap agar seluruh awak kapal termasuk sahabatnya dapat ditemukan dengan kondisi selamat.
Namun harapan itu kini telah sirna.
Ketika Tribun Jogja tengah melakukan wawancara, Teddy memperoleh kabar bahwa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa seluruh awak KRI Nanggala-402 dipastikan telah gugur.
"Innalilahirajiun," ucapnya singkat.
Sebelumnya, Teddy tak mengetahui bahwa sahabatnya termasuk dalam 53 kru yang berada di dalam kapal selam Nanggala.
Baru pada Jumat (23/4/2021) lalu dia memperoleh informasi bahwa mendiang Heri ikut terjebak di dalam kapal selam pabrikan Jerman tersebut.
Saat ini alumnus SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berinisiatif untuk menggalang dana yang nantinya akan diserahkan kepada pihak keluarga almarhum Heri.
"Dana berapa pun seikhlasnya. Nominalnya diakhiri dengan angka 402. Nanti akan diserahkan kepada keluarga," jelasnya.
Baca juga: KSAL Minta Bantuan Internasional Angkat Badan Kapal KRI Nanggala 402 di Perairan Bali
Lulusan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Tri Hari Nurdi mengatakan almarhum Letkol Laut (P) Heri Oktavian memang alumni sekolahnya.
"Iya benar, kami keluarga besar Muhammadiyah 1 Yogyakarta terus berdoa dan berharap yang terbaik," jelas Tri Hari saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (25/4/2021).
Lebih jauh, Tri Hari mengungkapkan, pihak sekolah juga merasa bangga karena ada salah satu alumnusnya yang dipercayai untuk menjadi seorang komandan kapal selam.
Menurutnya, itu adalah sebuah prestasi yang sangat berarti.
"Kami keluarga sangat bangga dengan kiprah beliau yang pernah berproses dan belajar di SMA 1 Yogyakarta. Kami dan alumnus terus berdoa dan berharap semoga ada secercah harapan," paparnya.
Secara pribadi, Tri Hari tidak mengetahui persis bagaimana kepribadian Letkol Laut Heri Oktavian dalam kesehariannya.
Pasalnya pihak sekolah baru mendengar kabar terkait musibah yang menimpa Heri Oktavian belum lama ini.
"Kalau detail, saya pribadi belum paham karena ini juga baru beberapa hari terakhir. Kemarin ada alumni yang menemukan datanya dan kami cek di buku lulusan dan itu benar. Kami terus berdoa dan berdoa, semoga diberikan yang terbaik," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Teman Sekelas Komandan KRI Nanggala-402 di Bangku Sekolah, Letkol Heri Oktavian Sosok Pendiam
(TribunJogja.com/ Yuwantoro Winduajie)
Update perkembangan pencarian Kapal Selam Nanggala yang hilang kontak.