TRIBUNNEWS.COM - Cerita perjuangan jatuh bangun membangun usaha datang dari Owner Seafood Ali Action, H Ali Action.
Ali mengaku saat menjalankan bisnis kuliner miliknya pernah merugi hingga sebesar Rp 2 miliar.
Saat itu dirinya tidak mengetahui kerugian datang dari mana.
Hingga akhirnya Ali mendapatkan jawaban setelah menunaikan ibadah haji.
Belakangan terungkap kerugian tersebut berasal dari sikap tak terpuji yang dilakukan oleh oknum karyawannya yang bertugas di bagian kasir.
Demikian hal itu dikatakan Ali saat ditemui di lapak usahanya di Jalan Siliwangi, Kuningan, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021).
Baca juga: Terjerat Utang Rp 1,5 T dan Harus Lunas dalam 4 Tahun, Ini Cerita Bos Semut Rangrang di Sragen
"Ya, kerugian hingga 2 Milliar itu sebelum saya munggah haji. Kemudian saat melangsungkan ibadah haji saya berdoa kepada Allah, untuk dibukakan sikap buruk orang hingga karyawan yang niat jelek pada saya, dan usai pulang semua terbuka dan saya pastikan gunakan manajemen baru," ungkapnya.
Untuk usaha kuliner, kata Ali mengaku bahwa semua berawal dari jualan pinggir jalan alias pedagang kaki lima.
"Konsep usaha pedagang kaki lima hingga sekarang saya tetap gunakan. Misal seperti saat ini, pengunjung banyak dari kalangan pejabat sekalipun, konsep rumah makan seperti kaki lima begini," ujarnya.
Untuk mendapat kepercayaan hingga banyak pelanggan, kata Ali Action mengklaim bahwa pelayanan dan kualitas sajian makanan tentu harus bermutu.
"Untuk bahan makanan, disini kami tak pernah menyisakan alias habis habis terus. Kemudian, untuk karyawan kita berikan standar pekerjaan dalam menyambut tamu atau pengunjung datang," ungkapanya.
Baca juga: Sukses sebagai Trader di Usia Muda, Erwin Laisuman Cerita Lika-liku Kehidupannya
Melihat sajian makanan hingga ramai di kunjungi, kata Ali Action ini menuturkan bahwa harga jual setiap menu makan itu berbeda dan tetap berkualitas.
"Untuk harga makan per porsi, kita jual mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. Kemudian, sebagai daya tarik pengunjung lainnya, kita sediakan menu bancakan demgan dilengkapi fasilitas publik lainnya. Mulai dari WiFi, Musola dan tempat luas tanpa di pungut biaya tambahan," ungkapanya.
Mengenai jumlah karyawan, kata Ali mengaku dari total semua cabang itu ada sebanyak 150 orang.
Karyawan semua berdomisili alias warga Kuningan.
"Ya karyawan berdasarkan KTP semua warga Kuningan. Ini dilakukan sebagai sumbangsih kepada pemerintah dalam menekan angka pengangguran," ujarnya.
Berbicara masa pandemi Covid-19 saat ini, kata Ali, kerugian pernah terjadi hingga 150 juta.
Baca juga: Kisah Sukses Juwairiyyah dan Teguh Berbisnis Fashion saat Pandemi, Kini Juara II ModestFFFUND 2021
Hal itu akibat belum semua lapak usaha ini menggunakan aplikasi online dan harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam jam buka yang dibatasi.
"Sebanyak 15 Vanag 5 lapak kuliner. Baru dua lapak yang sudah menggunakan aplikasi online, sisanya masih tradisional seperti sekarang. Nah, untuk kerugian hingga Rp 150 juta itu akibat pembatasan jam buka pelayanan," ujarnya.
Disamping, kata Ali mengaku pernah tidak mendapat kepercayaan dari lembaga keuangan atau finansial lainnya.
Kejadian itu bermula saat anak buah alias karyawati melakukan transaksional melakukan kredit motor dan karyawannya itu kabur.
"Sedangkan nama saat ngambil motor itu gunakan nama saya. Wah, itumah pengalaman beberapa tahun lalu dan sekarang Alhamdulillah dipercaya kembali dan bisa fokus usaha seperti ini," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Punya Karyawan Tak Jujur, Pengusaha Kuliner di Kuningan Merugi hingga Rp 2 Miliar
(TribunCirebon.com/Ahmad Ripai)