TRIBUNNEWS.COM - Proses seleksi perangkat Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, ramai dibicarakan lantaran seorang sarjana lulusan Universitas Airlangga (Unair), kalah dari dua peserta lulusan Paket C.
Wildan Erhu Nugraha, sarjana Unair, nilainya terpaut jauh dari lulusan Paket C saat seleksi perangkat desa.
Melalui akun Instagramnya @wildanerhu, Wildan mengaku mendapat nilai 68 saat ujian tersebut.
Sementara dua lulusan Paket C yang merupakan pasutri, Suparno dan Sri Danarti, mendapat skor 99 dan 100.
Diketahui, seleksi perangkat Desa Munggugebang viral setelah hasil ujiannya dibagikan lewat media sosial Facebook oleh akun Mas Sigit.
Baca juga: Sarjana Unair Kalah Dari Lulusan Paket C Saat Seleksi Perangkat Desa di Gresik, Bupati pun Bertindak
Baca juga: Punya Titel Sarjana Hukum, Mantan Kiper Persija dan Persita Kini Jadikan Sepak Bola Hobi
"Seng nilai 100 coba dites dengan pertanyaan yang sama tp nomernya di acak, iso 100 mane opo gak ???" tulis akun Mas Sigit.
(Yang nilaniya 100 coba dites dengan pertanyaan yang sama, tapi nomornya diacak. Bisa 100 lagi apa enggak?)
Terkait kasus ini, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, turun tangan.
Ia melalui Inspektorat Gresik, menangani proses seleksi perangkat Desa Munggugebang.
“Masih dalam pemeriksaan,” kata Kepala Inspektorat Gresik, Eddy Hadisiswoyo, Minggu (16/5/2021), dilansir Surya.co.id.
Meski begitu, Eddy enggan membeberkan siapa saja yang telah dipanggil terkait viralnya seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Dampak dari viralnya seleksi perangkat desa, Suparno dan Sri Danarti hingga saat ini tak kunjung dilantik sebagai Kasi Pemerintahan Desa.
Lantas, siapakah Wildan Erhu Nugraha ini?
Data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Wildan Erhu Nugraha merupakan sarjana Ilmu Sejarah Unair.
Ia memulai kuliahnya di Unair pada 2010.
Wildan kemudian dinyatakan lulus pada 2016, sesuai tahun yang tertera di nomor ijazahnya.
Kelulusan Wildan ditandai dengan diterimanya skripsi miliknya yang berjudul Peran Industri Manufaktur dalam Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik 1953-1988.
Baca juga: Perjuangan Kamisih, Pedagang di Gresik yang Tuntut Kiosnya Dikembalikan, Sudah Menang di MA
Baca juga: Ditemukan di Kamar Mandi, Bocah 5 Tahun di Gresik Tewas Terbakar Akibat Bermain Korek Api
Diketahui, Wildan hingga saat ini berprofesi sebagai guru di sebuah SMA swasta di Gresik.
Mengutip situs resmi sekolahnya, nama Wildan telah terdaftar di sekolah tersebut sebagai satu diantara 93 orang guru.
Pada Pemilu 2020 lalu, Wildan Erhu Nugraha lolos seleksi wawancara untuk calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gresik.
Kronologi Sarjana Unair Kalah dari Lulusan Paket C
Mengutip Surya.co.id, Wildan Erhu Nugraha mengikuti seleksi ujian untuk merebutkan posisi Kasi Pemerintahan Desa pada 1 Mei 2021.
Saat itu, Wildan bersaing dengan dua peserta lainnya yang merupakan pasutri lulusan Paket C, yakni Suparno dan Sri Danarti.
Suparno diketahui merupakan mantan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Hasil dari ujian tersebut, Wildan mendapat skor 68, sementara Suparno dan Sri Danarti mendapat nilai 99 dan 100.
Tak diketahui, apakah keduanya mendapat skor tinggi karena paham soal pemerintahan desa atau karena hal lain.
Wildan menuturkan, tak banyak pemuda yang berminat untuk mendaftar menjadi Kasi Pemerintahan Desa.
Baca juga: Kebakaran Toko Mainan di Gresik, Diduga Disebabkan Bocah Mainan Korek yang Juga Jadi Korban Tewas
Baca juga: Cewek Kos di Gresik Dikejutkan Adanya Sosok Pria Tak Dikenal dalam Kamar
Menurut mereka, kata Wildan, ada praktik jual beli jabatan dalam seleksi perangkat Desa Munggugebang.
“Mereka sampai bilang percuma mendaftar kalau yang menang yang punya uang."
"Sudah banyak isu yang beredar kalau dikondisikan,” ucapnya, Rabu (5/5/2021), dilansir Surya.co.id.
Namun, alih-alih mundur, Wildan justru terdorong mendaftar untuk membuktikan hal tersebut.
Karena hasil ujian yang terpaut jauh, Wildan pun menduga seleksi perangkat desa hanya digelar sebagai formalitas.
“Hasil nilainya selisih jauh yang membuat warga bertanya-tanya,” katanya.
Ia mengaku, hingga saat ini tak mendapatkan teror atau ancaman terkait viralnya seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Ia juga belum mendapatkan panggilan dari pihak desa.
“Pihak desa belum ada pembicaraan. Harapan saya, ada mediasi tetapi pihak desa belum ada (yang memberi informasi), dan sampai lebaran tidak ada pemanggilan ke kantor desa,” pungkasnya.
Baca juga: Cerita Mengharukan Dibalik Foto Anggota TNI Gendong Bocah Tertidur di Gresik
Baca juga: Ketua DPD RI Bangga Sarung Tradisional Cerme Gresik Tembus Pasar Dunia
Baca juga: Pasangan Kekasih di Gresik Tertangkap Basah Bawa Sabu, Rencana Pernikahan Terancam Gagal
Baca juga: Viral Jembatan Sederhana Habiskan Rp 200 Juta di Gresik, Komentar Warganet Hingga Penjelasan Kades
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/Willy Abraham)