News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bisa Bangun Rumah Megah, Banyak Warga Desa Bubakan di Wonogiri Sukses Jualan Bakso di Tanah Rantau

Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banyak warga Desa Bubakan di Wonogiri sukses berjualan bakso di tanah rantu hingga bisa membangun rumah megah.

TRIBUNNEWS.COM - Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah, viral di media sosial karena dipenuhi rumah megah.

Rumah-rumah itu terlihat mirip vila.

Diketahui, rumah-rumah tersebut milik para penjual bakso khas Wonogiri.

Mereka rata-rata tidak berjualan di Wonogiri, tapi merantau ke luar Jawa.

Mulai dari Sumatera, hingga Papua.

Baca juga: BREAKING NEWS Gempa M 6,2 Guncang Blitar Jawa Timur, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

Baca juga: SOSOK AT, Anak Anggota DPRD Kota Bekasi Pelaku Pencabulan Siswi SMP, Ternyata Sudah Punya Anak

Rumah megah itu, seolah jadi bukti warga Bubakan yang sukses di tanah perantauan.

Sekretaris Desa Bubakan, Suparto, membenarkan 70 persen warganya merupakan perantau.

"Penduduk Desa Bubakan ada sekitar 5 ribu orang, yang tersebar di 10 dusun. Dan mayoritas mereka adalah perantauan," katanya, Kamis (20/5/2021).

Warga Bubakan yang merantau kebanyakan berjualan bakso dan jamu.

Hasil sukses berjualan bakso di tanah perantauan, ditabung, hingga akhirnya bisa membangun rumah megah di desa.

"Rumah yang bagus-bagus, yang rumahnya tingkat itu, milik warga kami yang sukses di perantauan," ujarnya.

Biasanya, banyak warganya yang pulang hanya untuk merenovasi rumah mereka.

Kemudian, ditinggal merantau lagi.

Banyak rumah-rumah yang berdiri megah itu kosong karena ditinggal pemiliknya merantau.

"Di sini kalau ramainya saat Lebaran, perantauan pada pulang."

Baca juga: VIRAL Video Kolam Renang Menyambung di Belakang Sebuah Perumahan, Perekam Ungkap Fakta Dibaliknya

Baca juga: Perumahan di Pagaralam Diserbu Ribuan Ulat Bulu, Warga: Jumlahnya Terus Bertambah Setiap Hari

"Kalau tidak, saat ada tetangga ada saudara yang melaksanakan hajatan," ujarnya.

Namun selama dua tahun ini, jumlah kaum boro yang mudik semakin sedikit karena virus corona.

Sejarah Perantauan

Sebelum menjadi desa elit, Desa Bubakan dulunya ada desa yang tertinggal.

Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya merupakan petani di desa.

Namun pada 1980-an, beberapa warga desa diajak merantau oleh pengusaha asal Sukoharjo, Mbah Joyo.

"Mereka ikut Mbah Joyo, jualan jamu dan bakso."

"Mereka diminta menunggu cabang milik Mbah Joyo itu," ujarnya.

Setelah belajar cara membuat dan berjualan jamu saat bekerja dengan Mbah Joyo, mereka kemudian membuka usaha mereka sendiri.

Saat berwirausaha tersebut, mereka mengajak warga desa yang lain sebagai pekerjanya.

Baca juga: Pemuda di Blitar Ditemukan Bersimbah Darah di Rumah Teman, Diduga Coba Bunuh Diri

Baca juga: Sungai Gelombang Meluap, 40 Rumah di Aceh Selatan Terendam Banjir

"Dari situ, banyak warga yang mulai merantau ke berbagai kota di Indonesia."

"Mereka jualan jamu dan bakso, dan sukses," ujarnya.

Kesuksesan itu pun terus diwariskan ke genarasi berikutnya hingga sekarang.

"Saat ini yang merantau atau meneruskan usaha keluarganya sudah generasi ketiga," katanya.

Sulit Mencari Pekerja

Banyaknya orang yang sukses di Desa Bubakan, membuat para pengusaha di perantauan kesulitan mencari tenaga kerja dari desanya.

Kebanyakan warga Desa Bubakan memilih untuk bersekolah atau membuka usaha sendiri.

"Saat ini, anak-anak muda yang belum pengalaman kalau ditawari kerja itu mereka lihat gajinya."

"Kalau cuma digaji Rp 1,2 juta, mereka gak mau," ujarnya.

Suparto mengatakan, tingkat pendidikan di Desanya semakin maju seiring kesejahteraan ekonomi yang didapatkan.

Baca juga: Viral Video Anak di Wonogiri Dorong Orang Tua hingga Terjatuh, Kades dan Polisi Turun Tangan

Baca juga: Dua Hari Tak Bertuan, Akhirnya Pemilik Uang Tercecer di Wonogiri Muncul, Ini Pengakuannya

Banyak pemuda di Desa Bubakan yang menjadi sarjana.

"Kalau ada yang cuma tamatan SMP, itu karena orangnya memang memilih untuk bekerja, dan memutuskan tidak lanjut sekolah," jelasnya.

Banyak juga perantauan sukses di Desa Bubakan yang menyekolahkan pemuda-pemudi di Desa Bubakan.

"Solidaritas warga desa kami tinggi. Jiwa sosial mereka tetap baik meski sudah banyak yang sukses," ujarnya.

"Mereka tak lupa kampung halamannya," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Perantau Asal Bubakan Wonogiri Sukses Jual Bakso & Bangun Rumah Megah, Awalnya Ikut Mbah Joyo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini