TRIBUNNEWS.COM -- Ayah seorang gadis bernisial MS alias Sela (13) mengungkap detik-detik sebelum putrinya menghilang.
Setelah hilang, MS ditemukan tak bernyawa di dalam karung di sebuah perkebunan.
MS merupakan warga Desa Koha, Kecamatan Mandolang, Minahasa, Sulawesi Utara.
Jasad korban ditemukan dalam karung, berada di bawah pohon pala di kawasan perkebunan Desa Koha Induk, Jaga satu, Kecamatan Mandolang.
Kapolresta Manado Kombes Pol Elvianus Laoli mengungkapkan, korban diketahui satu malam tidak kembali ke rumahnya.
"Sehingga keluarganya bersama warga mencari keberadaan korban, dan mayat korban ditemukan di dalam karung di sebuah perkebunan," kata Laoli, Jumat (21/5/2021).
Baca juga: MV Butter BTS Pecahkan Rekor Viewers Terbanyak dalam 24 Jam di YouTube
Diduga MS adalah korban pembunuhan.
Pasalnya, ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Saat ini kita sedang kembangkan untuk mencari siapa pelakunya. Tetapi sudah ada gambaran namun masih dicari dan nanti kita akan informasikan lebih lanjut," terangnya.
Kesaksian ayah
Edy Sulu, ayah korban mengungkapkan jika pada Selasa (18/5/2021) sempat mengajak korban bersama adik perempuannya pergi beribadah.
Baca juga: Pemain Asing Anyar Persebaya Surabaya Sudah Tiba di Jakarta Jalani Karantina kata Ram Surahman
Namun saat itu korban tak ikut.
Hanya saja korba sempat meminta uang kepada ayahnya.
Selain itu, seperti dilansir dari TribunManado, korban juga sempat menawarkan kopi kepada sang ayah
"Ia katakan papa sudah lelah nanti saya bikinkan kopi," katanya.
Baca juga: HASIL Real Valladolid vs Atletico Madrid - Menang Comeback 1-2, Atletico Madrid Juara Liga Spanyol
"Malam itu, saya mengajak Sela bersama adiknya untuk ke ibadah kolom. Tapi Sela tidak ikut dan hanya meminta uang Rp 3.000 untuk membeli sosis," kata Edy saat diwawancara di rumah duka, Jumat (21/5/2021) malam.
Edy pun memberikan uang Rp 3.000 kepada Sela.
Setelah itu, Edy bersama adiknya Sela pergi ibadah.
Sepulang ibadah, Edy tak melihat Sela di rumah.
Ia pun berinisiatif mengajak beberapa warga untuk membantu mencari korban.
Ada sekitar sembilan warga desa setempat membantu mencari Sela.
Mereka berpencar di kawasan perkebunan Desa Koha.
Lalu seorang warga, Andi Tumewu, melihat sebuah karung dan mencurigai isi yang ada di dalam karung.
Karung putih itu diletakan di bawah pohon pala.
Andi pun berteriak memanggil temannya. Rijel Runtulalo, warga lainnya yang penasaran kemudian membuka karung tersebut, Kamis (20/5/2021) sekitar pukul 23.30 Wita.
Mereka pun kaget saat membuka dan melihat isi karung itu ada kaki manusia yakni korban MS.
Kemudian mereka memanggil aparat kepolisian. Jasad Sela yang ditemukan dalam karung membuat heboh warga di Sulut.
Foto dan video penemuan mayat itu viral di media sosial Facebook hingga WhatsApp grup.
Tewasnya Sela menyisahkan duka mendalam bagi keluarga besar korban terutama ayahnya Edy Sulu.
Diketahui Sela merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara
Fakta pemakaman
Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun yang menjadi korban pembunuhan sadis telah dimakamkan pada Sabtu (22/5/2021) siang di Desa Koha Barat, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa.
Amatan Tribun Manado, rumah duka dipadati oleh pelayat.
Pelayat tak hanya berada di duka, tapi juga menempati rumah tetangga sekitar rumah duka.
Berikut Fakta-fakta yang dirangkum Tribun Manado:
1. Pendeta Berita Kekuatan Firman Tuhan
Khotbah penghiburan dibawakan salah seorang pendeta dari GMIM Eben Haezer.
Dalam khotbahnya pendeta menguatkan iman keluarga. Hanya Tuhanlah satu satunya penghibur.
Keluarga diminta memberikan tempat bagi Tuhan untuk melaksanakan keadilan.
Lagu - lagu penghiburan diberikan jemaat secara bergantian.
Sejumlah bocah teman Elsa turut dalam ibadah penghiburan tersebut.
2. Ayah Korban Menangis di Depan Peti Jenazah
Edi Sulu, ayah dari Marsela Sulu begitu terpukul.
Saat jasad Marsela hendak dibawa ke pekuburan Koha Raya di Desa Koha Barat, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut, Edi membungkukkan badannya ke arah peti jenazah.
Ia menangis tersedu - sedu. Meski demikian, ia tak kehilangan iman Kristianinya.
3. Tak Mau Menghakimi Pelaku
Edi Sulu memilih tak mau menghakimi Pelaku. Dia menyerahkan semua kepada Tuhan.
"Saya tak mau menghakimi. Saya serahkan pada Tuhan dan aparat keamanan. Saya percaya Tuhan adalah hakim yang adil," katanya.
Edi mengaku sempat ditanya aparat kepolisian, mau pelakunya dihukum mati atau seumur hidup. Jawabannya membuat aparat terharu.
"Saya masih manusia. Mau mengampuni juga sulit. Tapi saya tak mau menghakimi. Saya serahkan ke aparat," kata dia.
Kepada pelaku, ia mengimbau agar segera menyerahkan diri.
4. Sempat Buatkan Kopi Untuk Ayah
Sebelum hilang dan ditemukan tewas, Edi sempat merasakan buatan kopi dari anaknya Marsela.
Ungkap Edi, pertemuan terakhirnya dengan sang anak adalah sehari sebelum ia hilang.
Kala itu Marsela membuatkannya kopi. "Ia katakan papa sudah lelah nanti saya bikinkan kopi," katanya.
Kemudian Edi mengajaknya ke ibadah kaum bapa. Tapi ia menolak.
"Ia minta uang 3000 untuk beli sosis. Setelah itu ia menghilang," ujarnya.
Sebut dia, Marsela dimakamkan di sisi ibunya. Sang ibu meninggal dua tahun lalu. "Keduanya sudah berada di sisi Tuhan," kata dia.
5. Gubernur dan Pemkot Tomohon Berduka
Tragedi yang menimpa Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun, korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan dalam karung, menarik simpati semua kalangan.
Tak terkecuali para pemimpin daerah ini.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengirimkan bunga papan ucapan turut belasungkawa.
Dari Pemprov Sulut juga memberikan uang santunan.
Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut menyempatkan berkunjung ke rumah duka.
Ia memberi santunan serta menyumbang peti mati.
Dari Komisi Anak Sinode GMIM juga memberikan santunan duka.
Edi Sulu, ayah dari Marsela Sulu, mengucapkan terima kasih atas support masyarakat. "Kami tak bisa membalas. Tuhan Yesus akan membalas semua ini," ujar dia. (Tribunmanado/Arthur Rompis/Rhendi Umar)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul 5 FAKTA Pemakaman Marsela Sulu, Minuman Kopi Terakhir untuk Ayah, Gubernur Sulut Ikut Berduka