Ia juga diketahui susah tidur, bahkan tidak jarang pula tak bisa tidur sama sekali karena rasa cemas.
"Sakit-sakitan terus mikirin anak sejak waktu berangkat," ujarnya.
Taniah diberangkatkan pada 2005 lalu setelah lulus SMP. Sani (65) mengaku menyesal saat itu mengizinkan Taniah berangkat ke luar negeri. Padahal, saat itu keluarga sempat melarang anaknya tersebut pergi.
Mengingat usia Taniah saat itu masih sangat muda, sekitar 16 tahun. Keluarga ingin Taniah sebaiknya sekolah atau membantu keluarga di sawah.
"Anaknya maksa tetap ingin berangkat karena lihat orang lain," ujar Sani kepada TribunJabar.id di kediamannya di Blok Gupit Desa Plawangan, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/5/2021).
Sani menceritakan, pada 2005, Taniah izin berangkat bersama dua rekannya. Ketiganya diduga berangkat secara ilegal atau unprosedural.
Dua rekan Taniah itu sudah pulang ke tanah air. Berbeda dengan Taniah yang sampai sekarang hilang kontak.
"Arepan kerja ning endi nok? (Mau kerja di mana, Nak?) Di luar negeri katanya. Terus sampai sekarang gak ada kabar," ujarnya.
Saat itu, kepada keluarga, Taniah beralasan ingin membahagiakan kedua orang tuanya.
Baca juga: KJRI Jelaskan Kondisi Terkini Hisyam, Anak TKW yang Diasuh Youtuber asal Indonesia di Arab Saudi
Kondisi ekonomi keluarga yang hanya merupakan keluarga petani membuatnya tetap memaksa demi mendapat penghasilan lebih.
Keluarga saat itu terpaksa mengizinkan Taniah pergi.
Sani menyampaikan, saat ini, ia hanya ingin anaknya tersebut bisa secepatnya ditemukan dan kembali pulang ke tanah air.
"Namanya orang tua, pengennya mah anak tuh cepat ketemu, cepat pulang," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul TKW asal Indramayu Hilang Kontak 16 Tahun, Ibu Taniah Susah Tidur Hingga Sakit-sakitan