TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Bupati Gianyar, I Made Agus Mahayasastra mengapresiasi hasil Data Desa Presisi (DDP) Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
Bahkan, ia berani menyebut, jika sebelum menjadi Bupati tiga tahun lalu, mempunyai data seperti ini, komplit di seluruh desa, kemungkinan Gianyar itu sudah nomor satu di Indonesia.
“Saya ingin sampaikan 2022 semua desa harus sudah seperti Desa Tegallang," kata I Made Agus dalam keterangannya, Selasa (1/6/2021).
Apa yang disampaikannya tanpa alasan.
"Tanpa data yang akurat, tanpa data yang valid, tanpa data yang benar, tentu tak bisa menuntun bagaimana bupati membuat keputusan," katanya.
Menurutnya bila salah dalam pengambilan keputusan, maka akan bermasalah dalam pembiayaan dan menimbulkan kerugian, jauh melebihi daripada yang diperkirakan.
Ia yakin DDP menjadi perwujudan cita-cita Bung Karno yang sudah memikirkan pembangunan berbasis data sejak 1959 atau 60-an tahun yang lalu.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Terkejut Diberi Data Perokok Muda di Indonesia
Ia terpesona pada aplikasi DDP yang hasil output-nya bisa lihat dalam hitungan detik.
Inisiatif untuk menghasilkan DDP yang dilakukan di Kabupaten Gianyar tersebut berasal dari studi doktoral Rieke Diah Pitaloka yang dielaborasi dan dan dikembangkan di Bali.
Kandidat Doktor dari Universitas Indonesia tersebut, juga menginspirasi dua desa lainnya yakni Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dan Desa Sibandang Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara untuk mengimplementasikan DDP dalam perencanaan pembangunan pedesaan.
Wakil Kepala LPPM IPB University memastikan masalah akurasi data yang pernah dipersoalkan Presiden Jokowi bisa diselesaikan dengan mereplikasi DDP di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Dinilai Perlu Lakukan Reformasi Strategi Pertahanan Baru Cegah Pembobolan Data
Dr. Ernan Rustiadi menegaskan salah satu kontribusi yang menjadikan IPB University sebagai kampus terbaik karena adanya penelitian-penelitian yang terbaik.
“Apa yang dilakukan Pak Sofyan merupakan salah satu contoh hasil inovasi dan penelitian yang kami hasilkan!,” katanya.
Ia lebih lanjut menyampaikan tugas LPPM University yang dipimpinnya untuk mengkoordinasikan semua penelitian dan pengabdian masyarakat di IPB University.
“Setiap tahun kira-kira sebesar seribu tujuh ratus penelitian dan tahun lalu, Alhamdulillah dalam perangkingan perguruan tinggi, IPB dinyatakan perguruan tinggi terbaik. Salah satu kontribusinya, karena penelitiannya juga terbaik.” Tegasnya bangga.
Arif Satria memuji upaya Penggagas DDP tersebut.
Arif memberikan penghargaan khusus terhadap Tim dari Unit Desa Presisi (UDP) juga para pemuda Karang Taruna Desa Tegallalang yang menjadi enumerator DDP.
Selain menyampaikan kehandalan DDP, Rektor IPB University juga menunjukkan keunggulan-keunggulan IPB University lainnya, sambil menggaungkan kalimat epik yakni Revolusi berangkat dari desa, revolusi dari bawah.
Ia mendasarkan kalimatnya pada gagasan Presiden Jokowi tentang membangun dari pinggiran yakni pembangunan dari desa.
“Itu spirit yang luar biasa," katanya.
Untuk semakin mendukung adanya DDP di seluruh Indonesia, sebagaimana yang kini dilakukannya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) maka DDP akan didiseminasi lebih luas melalui forum yang dipimpinnya tersebut.
Rektor IPB tersebut menunjukkan kemajuan Korea Selatan yang dimulai dari desa, dengan cara meningkatkan kepercayaan diri.
Park Chung Hee, Presiden Korea Selatan (Korsel) 1963-1979, berhasil membangun fondasi kemajuan negara ginseng tersebut dengan cara plasterisasi.