News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Eksklusif

Pemerintah Masih Dingin Tanggapi Permintaan Perajin Tahu-Tempe (1)

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asep Nurdindi, Ketua Puskopti Jabar

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sempat mogok akibat terus melambungnya harga bahan baku kedelai, para produsen tahu dan tempe akhirnya kembali berproduksi.

Agar bisa bertahan, mereka mengecilkan jumlah ukuran. Ada juga yang terpaksa mengurangi produksi karena tak sanggup membeli kedelai dalam jumlah biasa.

Dampaknya tentu berantai. Bukan saja pada pengurangan omzet, tapi juga pada serangkaian langkah efisiensi lainnya, termasuk pengurangan jumlah tenaga kerja.

Lantas, bagaimana kondisi para perajin tahu dan tempe itu hari-hari ini? Benarkah kenaikan harga kedelai bukanlah sesuatu yang sangat dikhawatirkan oleh para perajin tahu dan tempe? Lalu, apa yang sebenarnya mereka khawatirkan?

Berikut wawancara eksklusif jurnalis Tribun Jabar, Cipta Permana, dengan Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Barat, Asep Nurdindi, di Kantor Puskopti Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 651, Kota Bandung, Rabu (3/6).

Banyak yang belum mengetahui apa itu Puskopti dan apa kiprahnya selama ini. Bisa Anda jelaskan?

Selain ada di tingkat provinsi, Puskopti juga ada di kabupaten/kota. Di tingkat pusat namanya Gakoptindo atau Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia.

Saat ini Puskopti Jabar telah membawahi 26 Puskopti di setiap kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Pangandaran yang belum ada. Jumlah anggota yang aktif sebanyak 7.400 dari total lebih dari 10 ribu perajin tahu dan tempe di Jabar.

Pascamogok produksi pekan lalu, bagaimana kondisi para perajin tahu dan tempe hari-hari ini?

Aksi mogok produksi para perajin tahu tempe kemarin itu sebenarnya adalah pengumuman (dari para perajin tahu) bahwa akan terjadi penyesuaian harga jual tahu dan tempe maksimal 30 persen dari harga normal.

Kenaikan terpaksa mereka lakukan karena adanya kenaikan harga kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat, yang dipicu adanya permintaan kedelai yang luar biasa dari Cina.

Lantas, bagaimana dengan kondisi stok kedelai saat ini di Tanah Air?

Kondisinya sebenarnya aman dan mencukupi untuk beberapa bulan ke depan.

Para perajin berencana menaikkan harga jual hingga 30 persen. Bagaimana realisasinya?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini