Meskipun begitu, langkah antisipasi itu adalah satu - satunya pertahanan untuk pengendalian wabah dan mencegah penularan wabah ASF.
Dia mengatakan apabila suatu wilayah dilanda wabah secara berkesinambungan maka telah masuk ke level endemis. Artinya, kondisi dimana penyakit menyebar pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang berlangsung lama.
Wabah ASF yang telah hadir sejak 2019 di Sumut pun dapar dikatakan pada level demikian. Sehingga virus tersebut telah berhabitat dan sangat perlu diwaspadai oleh seluruh peternak.
Untuk meminimalisir perluasan wabah itu, maka langkah Biosecurity harus betul - betul ditekankan. Jika tidak, virus itu akan menjadi ancaman yang berkepanjangan.
Dia pun menjelaskan upaya pemerintah untuk menanggulangi virus tersebut sudah cukup beragam. Mulai dari membentuk unit reaksi cepat pada akhir 2019 dan awal 2020.
"Tapi mungkin karena pertengahan 2020 wabah Covid-19 melanda, soal virus babi jadi tidak diprioritaskan. Pemerintah lebih fokus untuk menangani virus Corona karena langsung mengancam nyawa manusia. Makanya seluruh anggaran lebih mengarah pada penanganan Covid-19," ujarnya. (Sahri Romadhon)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Babi Hutan Ditemukan Mati Karena Flu Babi, Apakah Menular ke Manusia? Ini Penjelasan Dokter Hewan