"saya mencari inspirasi dari suara-suara lingkungan dari suara sapi ternak, dari suara petani ditengah sawah, kemudian dari suara burung-burung."
"Lalu saya adopsi suara tersebut dalam bentuk instrumen," ujar Misbah.
Termasuk juga dengan alat tangkap ikan tradisional ini.
Misbah mengangkat satu konstruksi alat tangkap tradisional masyarakat pesisir selayar, yaitu Bagang Tancap.
Diceritakan Misbah, Bagang Tancap merupakan sebuah bangunan dari bambu tetapi berdiri kokoh menancap kedasar laut.
Untuk diketahui, bangunan ini berdiri di tengah laut dengan jarak 150 hingga 200 meter dari pesisir.
Eloknya, meski terbuat dari bambu-bambu yang hanya diikat, Bagang ini dapat berdiri bertahun-tahun diatas laut.
Terdapat beberapa bagian dalam bagang. Dikutip dari Wikipedia.com, Bagang terdiri dari jaring bagan dan rumah bagan (anjang-anjang) yang terbuat dari bambu.
Jaring bagang diikatkan pada bingkai berbentuk bujur sangkar.
Baca juga: Gelar Pameran di Rest Area Tol, Seniman Lukis Brebes Manfaatkan Arus Balik untuk Tawarkan Karya
Baca juga: Ciptakan Wayang Papua, Seniman Jogja Ingin Jembatani Budaya Papua Menembus Indonesia
Karena rasa takjubnya, Misbah lantas mempresentasikannya ke dalam sebuah karya seni.
Dari susunan 200-350 bambu yang terikat rapi menancap ke dasar laut itu, sebagian darinya lantas dilubangi Misbah.
Misbah melubangi bambu itu dengan beberapa pola, lubang kotak, lubang lingkaran hingga lubang segitiga.
Lubang-lubang tersebut kemudian diterpa angin laut hingga menghasilkan sebuah bunyi.
Menurut Misbah, suara-suara yang timbul itu bak seperti suara orang bersiul, orang bermain seruling dan orang bersuara sengau.