Alasan Dilepas
Warsidin mengaku, dirinya rela melepas buaya kenangannya karena pihaknya sudah tua.
"Pertama gini, saya sudah tua, ibu juga sudah tua, jadinya mulai was-was," kata dia.
Kemudian, selain itu banyak burung dara tetangga yang datang ke kandang buaya untuk minum.
"Ada burung dara yang suka minum di bagian kolam buaya, kan buaya suka sama burung dara, dia ikut lompat-lompat," ujarnya.
"Takutnya merusak kandang, terus keluar, kalau tahunya siang nggak papa, kalau malam, kan berbahaya," tambahnya.
Meski berat melepaskan buaya kesayangan, Warsidin mengaku ikhlas demi keselamatan bersama.
"Saya sayang betul itu, saya rawat dari kecil hingga besar, teratur makannya, sekarang katanya dibawa ke Semarang," ujarnya.
Bahkan besarnya buaya, membuat proses evakuasi berjalan dengan cukup lama.
Bahkan, memakan waktu selama 1,5 jam.
Proses evakuasi dibantu oleh petugas dari BKSDA, kepolisian dan koramil terdekat.
"Kalau mereka punya teorinya sendiri, tampar dikasih kolong, kemudian dia masukkan ke mulutnya, kemudian buaya terguling-guling, hingga semua badannya terikat," jelasnya.
Kemudian, buaya dimasukkan kedalam truk yang diangkat oleh 9 orang. (*)