Laporan Wartawan Tribun Jateng M Nafiul Haris
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Penularan Covid-19 di Kabupaten Semarang cenderung meningkat bahkan berdasarkan laporan harian Selasa (29/6) kemarin, tercatat 424 orang terpapar Covid-19.
Akibatnya, sejumlah RT di Kabupaten Semarang menerapkan mikro lockdown.
Warga menutup sementara akses masuk warga dari luar lingkungan.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan beberapa RT yang menutup sementara akses masuk keluar itu tersebar di beberapa wilayah seperti di Desa Bener, Sraten, Ngrapah, Banyubiru, Bergas Lor, Kebowan, Pojok Sari, Lerep, dan Kenteng.
"Kami masih terus melakukan identifikasi apabila ada RT masuk risiko tinggi atau zona merah Covid-19 agar melokalisir lingkungannya.
Baca juga: Apa Itu Varian Lambda? Varian Covid-19 Baru yang Dilabeli WHO, Miliki Gejala Batuk Terus Menerus
Secara prinsip, RT harus lockdown ketika ada enam keluarga atau rumah positif," terangnya, Rabu (30/6).
Menurut Ngesti, kewajiban lockdown juga berlaku bagi lingkungan dengan temuan kasus minimal lima orang keluarga/rumah positif Covid-19.
Menyikapi lonjakan kasus Covid-19, Pemkab Semarang akan menambah ruang isolasi terpusat memanfaatkan gedung PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah.
"Gedung PAUD sudah terisi 45 orang dari kapasitas 56.
Baca juga: Ketua Satgas Covid-19 IDI: Skenario PPKM Darurat Lebih Masuk Akal
Lalu yang baru kita persiapkan di gedung BPSDM Ungaran ada sekira 100 lebih tempat tidur, kemudian rumah sakit ruangan ICU akan kita tambah termasuk tenaga kesehatan," sambungnya.
Terpisah Kepala Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Saefudin menyatakan, satu RT di wilayahnya yang menerapkan lockdown.
Selain menutup kampung, Satgas Jogo Tonggo juga dimaksimalkan kembali.
Sementara di kelurahannya, secara keseluruhan terdapat 64 warga positif Covid-19 yang tersebar di enam dusun.