Pihak rumah sakit menyarankan kepada kerabat Agustin bernama Naora agar berkoordinasi dengan bidan desa yang menangani kehamilan Agustin.
Bidan tersebut kemudian datang ke RS Kusuma dan menyarankan agar Agustin dirujuk ke rumah sakit swasta lainnya.
Agustin kemudian dibawa ke RS Larasati Pamekasan.
Baca juga: Dipaksa Mabuk, Gadis 14 Tahun Tak Sadar hingga Diperkosa, Pelaku Campakkan Korban di Jalan
Sebelum ditangani dokter, Agustin dites swab antigen lagi. Hasilnya positif Covid-19.
Pihak RS kemudian menolak untuk melayani Agustin, karena tidak ada layanan bagi pasien Covid-19.
Pihak RS menawarkan rujukan ke rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS Moh Noer Pamekasan dan RS Smart Pamekasan.
Bersama-sama dengan bidan, Agustin kemudian dibawa ke RS Moh Noer.
Namun, lagi-lagi ditolak karena ruang isolasi pasien Covid-19 sudah penuh.
Agustin akhirnya dibawa ke RS Smart Pamekasan.
Namun, sekali lagi Agustin ditolak, karena di rumah sakit pelat merah itu sudah tidak bisa melayani pasien akibat sudah penuh atau overload.
"Sampai 8 jam kami mencari rumah sakit untuk menyelamatkan Agustin dan bayinya, tetap tidak ada rumah sakit yang mau menerima," kata Naora saat dihubungi, Jumat (9/7/2021).
Hidayat, suami Agustin, kemudian meminta bantuan kepada kerabatnya yang menjadi aparat di Desa Pamaroh, Kecamatan Kadur.
Oleh kerabatnya itu, mereka diajak untuk datang ke RS Nindhita Sampang.