TRIBUNNEWS.COM - Aksi pembakaran terjadi di Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Papua, Kamis (15/7/2021) malam.
Sekelompok orang membakar 32 rumah warga dan kios.
Akibat insiden tersebut, seorang warga tewas dan satu orang lainnya mengalami luka parah.
Tak hanya itu, massa juga menyerang lima anggota Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara.
Salah seorang anggota Paskhas kritis dan saat ini dirawat di RSUD Madi, Kabupaten Paniai.
Baca juga: 32 Rumah Dibakar Massa di Dogiyai Papua, Warga Pendatang Mengungsi di Pos Aparat Keamanan
Baca juga: Dampak Serangan KKB Papua di Puncak, Bupati Wandik: Situasi Tak Kondusif, Semua Dimulai dari Nol
Berawal pesta miras
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal melalui keterangan tertulisnya mengatakan, peristiwa itu terjadi bermula pada pukul 17.08 WIT.
Saat itu, Satgas Paskhas Pos Moanemani mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada sekelompok orang yang mabuk di runway Bandara Moanemani.
Kemudian pada pukul 17.25 WIT, lima personel Satgas Paskhas yang dipimpin Serka Wartono menegur masyarakat tersebut.
Petugas meminta warga yang mabuk itu keluar dari area landasan bandara melalui jalan setapak.
Petugas lalu bergegas keluar dari landasan dan sudah ada sekira 20 orang yang membawa panah, parang, dan batu.
Baca juga: Pemukiman Padat di Teluk Gong Jakarta Utara Dilanda Kebakaran Hebat, Ini Foto-fotonya
"Sekumpulan masyarakat tersebut langsung mengeroyok lima personil Satgas Paskhas," kata Kamal, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu (17/7/2021).
Karena merasa terancam, petugas kemudian memberkan tembakan peringatan.
Kemudian, sekelompok orang tersebut melarikan diri dan lima personil Satgas Paskhas mundur.
Namun, pukul 17.31 WIT sekelompok warga tersebut kembali melakukan perlawanan.
Mereka kemudian menyerang petugas dengan parang dan kapak karena diprovokasi.
"Dari aksi tersebut, dua korban dari personel Paskhas jadi korban, yang kemudian korban dibawa menuju unit pelayanan RSUD Dogiyai, Kampung Kimupugi, Distrik Kamuu dengan menggunakan mobil ambulans Bandara Moanemani," ujar Kamal.
Lakukan pembakaran
Selanjutnya, pukul 19.35 WIT ditempat dan lokasi yang berbeda, massa mulai berkumpul di Kampung Ekimanida, Distrik Kamuu.
Pukul 20.49 WIT, massa mulai melakukan pembakaran bengkel dan warung bakso di Kampung Ekimanida.
"Pukul 21.09 WIT masyarakat pendatang mulai mengungsi ke pos-pos aparat keamanan di wilayah Kabupaten Dogiyai," terangnya.
Baca juga: 32 Rumah Dibakar Massa di Dogiyai Papua, Warga Pendatang Mengungsi di Pos Aparat Keamanan
Tak berhenti di situ, pada pukul 22.13 WIT, massa mulai membakar bangunan dan rumah-rumah milik warga pendatang di Distrik Kamuu.
Pembakaran itu masih berlanjut sampai Jumat (16/7/2021) sekira 04.45 WIT di Kampung Ikabo.
Sekelompok orang itu juga melakukan penjarahan terhadap isi toko dan bangunan.
"Pukul 05.43 WIT masyarakat mulai memadamkan api di kampung Ikebo dengan menggunakan peralatan seadanya karena terlihat adanya korban dari kejadian tersebut," ungkapnya.
32 rumah dan kios ludes terbakar
Insiden itu mengakibatkan sebanyak 32 rumah warga ludes terbakar.
Tak hanya itu, satu orang warga tewas akibat peristiwa tersebut.
"Ada 13 rumah dan 19 kios hangus terbakar. Sementara korban tewas bernama Hendrik Simatupang jasadnya ditemukan di salah satu rumah yang hangus terbakar," ujar Kamal dilansir Kompas.com.
Baca juga: Sakit Hati Dituding Menggoda Wanita, Seorang Pria Nekat Pukul Lalu Bakar Temannya Pakai Spiritus
Situasi sudah kondusif
Polisi mengklaim situasi di Kabupaten Dogiyai sudah kembali aman dan kondusif pascapembakaran yang terjadi pada Kamis malam hingga Jumat dini hari.
Kamal mengatakan, hingga saat ini personil gabungan dari Polsek Kamuu dan Polres Nabire masih terus melakukan patroli.
"Untuk situasi saat ini di Kabupaten Dogiyai sudah kembali aman dan kondusif," ujar Kamal dalam rilis yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu.
Pascakejadian, sembilan personil dari Polsek Kamuu dipimpin Kapolsek Iptu Mikael Ayomi tiba di Kampung Ikebo dan mengevakuasi jenazah.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Papua.com, Kompas.com/Dhoas Suwandi)