TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) PontianaK mengerahkan sebanyak 20 kapal untuk melakukan pencarian korban kapal tenggelam di perairan Kalimantan Barat (Kalbar).
Pencarian belasan kapal tenggelam tersebut dilakukan sejak hari kejadian, Selasa (13/7/2021) lalu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Pontianak, Yopi Haryadi mengungkapkan, pihaknya memaksimalkan seluruh potensi yang ada.
Mulai dari kapal, pesawat, hingga helikopter dikerahkan.
Pihak SAR dengan berbagai elemen terus melakukan penyisiran di pesisir pantai.
"Kita tetap dengan empat sektor dengan perluasan wilayah pencarian yang diharapkan juga oleh Bapak Gubernur. Kita kerahkan 18 kapal untuk hari ini (kemarin-red) dengan dua kapal standby, jadi total kapal untuk pencarian ini ada 20," ujar Yopi Haryadi, Minggu 18 Juli 2021.
"Selain pencarian lewat laut kita juga akan maksimalkan dengan pencarian lewat udara. Kita dapat dukungan dari TNI AL ada dua pesawat, dan kita juga dibantu Polairud yang menurunkan helikopter," tambahnya.
"Selain daripada metode tersebut, kami juga sudah berkoordinasi dengan Kodam XII/Tpr, akan melakukan penyisiran di pesisir pantai antara Jungkat sampai dengan Tanjung Bangkai," timpal Yopi.
Menurut Yopi, penyisiran di pesisir pantai dilakukan karena dari hasil prediksi dari hanyutan korban ada di luar memungkinkan ada korban yang terdampar.
Terlebih secara faktual, kata Yopi, pihaknya juga telah mendapati korban terdampar di pesisir.
"Memang pesisir antara Jungkat dan Tanjung Bangkai masih banyak yang belum berpenghuni, maka kami upayakan menyisir itu, dan juga kami tambahkan dengan perahu karet," katanya.
Yopi juga menjelaskan, 18 kapal dikerahkan dari berbagai instansi disebar ke empat sektor.
"Masing-masing sektor ada 3-5 kapal. Dengan luas wilayah pencarian, kalau kemarin 1.125 Notikamil, hari ini kita tambah menjadi 1.800 Notikamil," jelas Yopi.
Ia juga menambahkan, selain mengerahkan armada laut juga menerbangkan pesawat udara CN-235.
"Dengan cuaca yang mendukung, kami harap mendapat hasil yang optimal," katanya.
Yopi menyampaikan, masih besar harapan untuk dapat menemukan korban selamat. Demikian pula, ia juga berharap untuk para nelayan dan masyarakat di pesisir dan di laut untuk melapor jika menemukan korban.
"Apabila melihat atau menemukan korban untuk melapor kepada tim SAR yang berada di lapangan. Atau dapat menghubungi nomor telepon 115. Nanti akan terhubung ke Basarnas," ungkapnya.
Waspada Oknum
Yopi Haryadi juga mewanti-wanti adanya oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan SAR dan berbagai stake holder untuk mendapat keuntungan pada musibah kecelakaan belasan kapal di perairan Kalbar.
Modus dari oknum tersebut, ialah mengaku sebagai tim dan meminta sejumlah biaya untuk operasional pencarian.
Untuk itu, Yopi meminta kepada para pemilik kapal, keluarga korban hingga nelayan tidak percaya.
"Kami mendapatkan informasi ada oknum yang berusaha memetik keuntungan dibalik kejadian ini, dengan mengatasnamakan Basarnas, Lantamal, TNI AL atau Kepolisian menghubungi pemilik kapal untuk meminta dana menjalankan operasi," ujarnya.
Yopi menegaskan jika sepenuhnya dana operasional ditanggung oleh negara. Maka dari itu, ia memastikan jika perbuatan oknum tersebut tidak dibenarkan.
"Kami tegaskan pelaksanaan operasi SAR sepenuhnya tanggung jawab dari pemerintah dan negara, jadi kami berharap pemilik kapal, keluarga korban, nelayan agar berhati-hari pada oknum yang mengatasnamakan tim SAR baik dari Basarnas ataupun lainnya," katanya.
17 Kapal
Kepala SAR Pontianak Yopi Haryadi sebelumnya mengungkapkan ada ada satu tambahan kapal yang lost contact di perairan Kalbar.
"Per malam ini, kita menerima laporan jika ada penambahan kapal, yakni KM CSSK, jadi total 17 kapal, KM CSSK ini ada tiga awak kapal yang dilakukan pencarian," ujarnya, Sabtu 17 Juli 2021 malam kemarin.
Dengan penambahan ini, adapun yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 15 orang. Selamat, sebanyak 77 orang dan masih dalam pencarian sebanyak 42 orang,” ungkapnya. "KM CSSK ada tiga awak, dan masih dalam pencarian," tuturnya.
Baca juga: Kapal Hilang di Perairan Kalbar Bertambah Jadi 17, Berikut Daftar Korban Hilang, Selamat & Meninggal
Dijelaskannya, jika KM CSSK berangkat untuk mencari ikan pada 11 Juli 2021 pukul 10.00 WIB. Kapal dan awaknya pun terakhir terlihat pada posisi 24 NM arah barat laut dan Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang, namun sampai saat sekarang korban tidak bisa dihubungi dan belum kembali ke rumah.
Subdit Dokpol Biddokes Polda Kalbar Ipda Lijana Tajudin meminta, keluarga korban dari kecelakaan kapal di perairan Kalbar untuk melapor.
Hal itu guna memudahkan petugas untuk mengidentifikasi jenazah yang telah ditemukan tim SAR dalam operasi pencarian awak belasan kapal yang tenggelam karena tersapu ombak tinggi dan cuaca kurang baik.
Hal ini menyusul masih ada empat dari 15 jenazah yang belum terindentifikasi oleh pihak Kepolisian karena kurangnya data dari keluarga.
Dia mengatakan, keluarga bisa melapor di Posko Antemortem yang juga dipusatkan di Posko SAR Gabungan di lantai dasar Kantor KSOP Jalan Rahadi Usman Kota Pontianak.
Ia menjelaskan, pihak keluarga dari korban yang hilang dapat melakukan pencarian di posko Posko Antemortem. Selain itu, Posko Postmortem juga ada di RS Bhayangkara Pontianak.
"Yang sudah teridentifikasi ada sekitar 11 jenazah, dan ada yang sudah dibawa pihak keluarga. Ada empat jenazah lagi yang masih belum keluarga yang melapor ataupun belum terindentifikasi oleh kami," kata Ipda Lijana Tajudin.
Untuk itu, ia pun meminta anggota keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya dapat datang di Posko Antemortem untuk agar kemudian diidentifikasi.
Dijelaskannya, untuk masyarakat yang ingin melaporkan anggota keluarganya hilang, apabila yang hilang orang tua, maka anaknya yang datang.
Begitu pula sebaliknya, untuk pencocokan DNA. Selain itu pula para anggota keluarga diharapkan membawa kartu keluarga, foto dan identitas lainnya korban atau anggota keluarga yang hilang.
"Kami berharap dari pihak keluarga khususnya yang ada di Kalbar dan Jawa, baik Tegal, Brebes, karena kapalnya ada dari Jawa dapat datang melapor ke posko," harapnya.
Begitu ada kecocokan pada jenazah dan sesuai dari DNA serta ciri disebutkan keluarga, Ipda Lijana Tajudin pun mengatakan jenazah akan diserahkan. "Jika ada keluarga yang datang akan kami cocokan dengan identifikasi Postmortem, setelah klop dan cocok baru kami serahkan jenazahnya dengan surat berita acara," katanya.
Korban Selamat
Di Sambas, seorang warga Dusun Pinang Merah Utara, Desa Simpang Empat, Kecamatan Tangaran menyelamatkan satu orang nelayan yang diduga merupakan korban kapal karam akibat cuaca ekstrem, beberapa hari yang lalu.
Camat Tangaran, Suhut Firmansyah menjelaskan, nelayan yang terdampar tersebut bernama Buyung, warga Desa Segedong, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.
"Awalnya Jumat pagi kami dapat informasi dari warga Pinang Merah, yang mengatakan ada satu warga yang selamat dari kapal karam saat mencari tiga hari yang lalu," ujarnya.
Dia pun membenarkan informasi tersebut. Kata dia, setelah mereka mengetahui informasi itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polsek Teluk Keramat dan Basarnas.
"Sehingga korban setelah mendapat pertolongan dari warga, langsung dibawa ke Puskesmas Simpang Empat. Namun karena kondisi korban masih baik, korban yang bernama Buyung ini langsung dilarikan ke RSUD Pemangkat," ungkap Suhut.
Baca juga: 14 Kapal Tenggelam Dihantam Cuaca Buruk di Perairan Kalbar, 7 Meninggal, 49 Lainnya Masih Dicari
Camat Tangaran mengungkapkan, dari cerita Buyung, pada saat dia mengalami kecelakaan di laut. Dia bersama dengan empat orang temannya, mereka melaut dalam satu kapal.
"Namun mereka terhantam badai yang menyebabkan kapal yang ditumpangi karam, para nelayan ini menyelamatkan diri dengan terjun ke laut menggunakan tutup viber sebagai pelampung. Sehingga korban sempat terombang ambing dilaut selama tiga hari tiga malam," jelas Suhut.
"Hingga akhirnya Buyung sampai di pantai Pinang Merah Utara. Dan langsung ditolong oleh warga setempat," katanya.
Kata Suhut, dari pengakuan korban dia tidak sendiri saat berenang ke pantai. Dia bersama seorang rekan lainnya, bernama Iyul, namun dalam perjalanannya Iyul menyerah untuk bisa sampai ke bibir pantai.
"Namun belum mencapai pantai Pinang Merah Utara, Pak Iyul ini menurut Buyung tidak kuat lagi berpegangan ke tutup fiber yang mereka gunakan. Sehingga hanya Buyung sendiri yang berenang hingga sampai ke pantai Pinang Merah Utara," kata Suhut.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Tim SAR Kerahkan 20 Kapal dan 2 Pesawat untuk Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Perairan Kalbar