TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Keluarga almarhum Akidi Tio menyumbangkan uang sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Kedermawanan itu mendapat perhatian cukup luas dari masyarakat.
Apalagi jumlah uang yang disumbangkan sangat besar, Rp 2 triliun.
Lalu seperti apa penjelasan keluarga Akidi Tio?
Rudi Sutadi, menantu Akidi Tio yang tinggal di Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan, mengatakan bahwa uang itu merupakan tabungan dari Ayah mertuanya semasa hidup.
Sebelum meninggal pada 2009 lalu, Akidi sempat berpesan kepada anak dan menantunya agar menyalurkan dana yang ia kumpulkan tersebut ketika dalam keadaan sulit, sehingga bisa membantu warga yang membutuhkan.
"Jadi uang itu sebetulnya bukan kami yang kumpulkan. Uang itu Bapak kumpulkan sendiri dan minta kami salurkan saat kondisi sulit, agar membantu warga, sehingga wasiat tersebut kami jalankan," kata Rudi saat berada di kediamannya, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Akidi Tio Sumbang Uang, SBY Sumbang Doa
Penyaluran dana Rp 2 triliun untuk Palembang sendiri, menurut Rudi, adalah permintaan dari Akidi.
Meskipun berasal dari Aceh, pengusaha sukses yang bergerak di bidang kontraktor dan perkebunan sawit itu telah lama menetap di Kota Palembang, sehingga memiliki keterikatan emosional yang kuat.
"Wasiat itu memang lama belum kami berikan, karena menunggu momen yang dikehendaki oleh Bapak. Bapak berpesan agar uang ini dikeluarkan ketika kondisi benar-benar sulit untuk membantu warga. Kebetulan sekarang dalam masa pandemi, sehingga kami keluarkan," ujar Rudi.
Menurut Rudi, keluarga besar almarhum Akidi Tio tak ingin terlalu terekspose oleh media, karena memberikan bantuan itu secara ikhlas tanpa pamrih.
Mereka berharap bantuan yang menjadi wasiat Akidi dapat tersalurkan dengan baik.
"Biarlah ini menjadi kebaikan Pak Akidi, kami tidak minta syarat apapun. Seluruhnya diserahkan ke pihak terkait untuk mengelola dana itu," kata dia.
Takut Karman
Bagi anak-anak Akidi Tio, uang Rp 2 Triliun itu merupakan amanah.
Oleh karena itu, jika tidak disalurkan mereka takut dapat menjadi karma.
"Takutnya jadi karma kalau tidak disalurkan, karena itu uang wasiat dari bapak semasa hidup," kata dia.
Mendiang Akidi Tio semasa hidup memang memberikan wejangan kepada anak-anaknya, untuk selalu peduli terhadap sesama.
Nasehat itu terus dilakukan oleh penerusnya hingga kini.
Menurut Rudi, kondisi pandemi seperti saat ini, merupakan momen yang tepat untuk mewujudkan wasiat dari bapak mertuanya tersebut.
"Karena amanahnya untuk orang-orang kesulitan, maka inilah waktu yang tepat untuk disalurkan," kata dia.
Menurut dia, uang tersebut diberikan tanpa syarat.
Dan pihak keluarga mempercayakan kepada pihak terkait untuk mengelolahnya.
"Kami berharap dana ini bisa menyelesaikan masalah pandemi di Sumsel," kata dia.
Penjelasan Ketua RT
Fauzi, ketua RT setempat juga terkejut saat tahu bahwa penyumbang bantuan penanganan Covid-19 itu adalah warganya.
Selama ini, mereka hanya mengenal sosok Rudi yang merupakan menantu dari Akidi.
"Kalau Pak Akidi kami kurang tahu, tetapi kalau menantunya memang benar warga sini. Rudi ini orangnya terbuka dan memang baik. Saya juga kaget rupanya warga sini," kata Fauzi.
Dengan adanya bantuan tersebut, Fauzi berharap agar penanganan Covid-19 dapat berjalan dengan baik, sehingga masa pandemi bisa berakhir.
"Keluarga ini memang dikenal baik di sini, orangnya terbuka, tidak tertutup," ujar Fauzi.
Diberitakan sebelumnya, sumbangan sebesar Rp 2 triliun tersebut diserahkan langsung oleh Prof dr Hardi Darmawan yang merupakan dokter keluarga almarhum Akidi di Polda Sumatera Selatan, Senin (26/7/2021).
Hardi mengatakan, ia semula mendapatkan telepon dari salah satu anak Akidi.
Dalam sambungan telepon itu, ia diminta untuk memberikan bantuan sebesar Rp 2 triliun bagi warga Sumatera Selatan.
Keluarga Akidi pun meminta agar dana itu diamanahkan melalui Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri.
Jenderal bintang dua ini kebetulan mengenal keluarga almarhum Akidi saat sedang bertugas di Aceh.