Saat Kiya hilang, ibunya Riska Fadela sedang di dapur.
Menurut Asmara, jika Kiya berjalan mengarah sungai, pasti akan terlihat ibunya.
Dugaan tentang kemungkinan Kiya diculik juga sulit diterima akal.
Asmara kembali menjelaskan analisa keluarga dan warga. Di depan rumah korban berhadap-hadapan dengan rumah tetangga.
Di samping rumah korban juga ada warung. Saat Kiya hilang, di warung itu ada dua orang tamu.
Baca juga: Perempuan Tenggelam di Sungai Tabalong Kalsel, Diduga Terjatuh dari Jembatan saat Ambil Bunga
"Orang itu juga masih sempat panggil-panggil. Kiya.. Kiya..," kata Asmara menirukan sapaan kedua tamu warung.
Atas dasar analisa itulah, lanjut Asmara, keluarga dan warga meminta pencarian dihentikan di hari keempat sejak hilang Senin (9/8/2021) lalu.
Apalagi pencarian sudah mencakup radius yang sangat jauh. Baik ke hilir maupun hulu.
Pada dasarnya, Asmara lebih memilih pencarian terus dilakukan. Sebab Sungai Kampar di wilayahnya dangkal.
Ditambah di lokasi itu banyak aktivitas Galian C.
Tetapi analisa keluarga dan warga berkata lain. Menurut sepengetahuan warga, bayi lebih cepat mengapung setelah tenggelam.
Analisa dan permintaan pencarian dihentikan adalah hak keluarga. Asmara menyerahkan pilihan keputusan kepada keluarga.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Candra Lukita mengatakan, pencarian dihentikan atas permintaam keluarga dan tokoh setempat.
Candra menyebutkan, pencarian hingga hari keempat sudah mencakup radius jelajah mencapai 10 kilometer ke hulu dan 20 kilometer ke hilir.