TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini publik heboh dengan kemunculan Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Banten.
Kerajaan ini disebut-sebut banyak membantu warga-warga miskin dengan membangun puluhan rumah.
Adapun lokasi kerajaan itu berada Kampung Salangsari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang.
Menanggapi fenomena ini, Sosiolog Bayu A Yulianto menyebut munculnya kerajaan itu dikarenakan adanya peran negara yang tidak dirasakan masyarakat.
Baca juga: Jubir Angling Dharma Buka Suara, Sebut Kabar soal Kerajaannya Terlalu Berlebihan: Itu Berita Bohong
Hal itu terlihat dari kehadiran kerajaan yang membantu masyarakat miskin.
Dengan kehadiran kerajaan ini, masyarakat merasakan ditolong dan diperhatikan.
Padahal seharusnya, pemerintah lah yang berperan membantu warganya.
"Kalau saya dengar ceritanya ini, komunitas yang kemudian diklaim kerajaan ini ternyata dia juga membantu masyarakat sekitar, melakukan perbaikan-perbaikan rumah."
"Saya kira ini satu fungsi, yang semestinya diembani negara/pemerintah peduli dengan persoalan yang dihadapi masyarakat secara ekonomi atau sosial," ucap Bayu, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Kamis (23/9/2021).
Baca juga: Pengikut Tak Mau Angling Dharma di Pandeglang Disebut Kerajaan,Baginda Tak Mengakui Dirinya Raja
Ia pun menilai munculnya kerajaan Angling Dharma ini sebagai kritik kepada pemerintah, yang seharusnya hadir di tengah kesulitan masyarakat.
"Fenomena ini menunjukkan sebuha kritik bahwa ada peran dari pemerintah, dari negara yang tidak bisa dirasakan masyarakat."
"Kemudian, masyarakat mendapat manfaat dari kerajaan ini," tutur dia,
Selain itu, Bayu menduga anggota yang ikut Kerajaan Angling Dharma ini juga mendapatkan sosok pemimpin.
Dimana, pemimpin kerajaan itu bisa meyakinkan masyarakat bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya.
Baca juga: Kerajaan Angling Dharma Muncul di Pandeglang, Sang Baginda Sultan Siap Entaskan Kemiskinan Warga
Sehingga, beberapa warga yakin telah menemukan sosok pemimpin sebagai tempat berkeluh kesah.
"Jadi, pemimpinnya mungkin pintar berbicara, punya kemampuan berbicara untuk meyakinkan orang-orang bahwa dia ini sosok yang dipercaya ."
"Kemudian, masyarakat dapat menjelaskan soal kesulitan kehidupannya sehari-hari," lanjutnya.
Meskipun begitu, sejarah kemunculan Kerajaan Angling Dharma ini juga perlu diselidiki lebih jauh.
Dikhawatirkan, ada indikasi-indikasi penipuan atau hal yang merugikan bagi anggotanya dalam kerajaan ini.
"Meskipun ada cerita dananya dihimpun dari masyarakat, apakah di situ ada unsur penipuan atau merugikan orang secara ekonomi."
"Maupun kerugian yang sifatnya fisik? misalnya dari para pengikutnya," ujar Bayu.
Awal mula berdiri
Diketahui, pemimpin Kerajaan Angling Dharma tersebut bernama Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus.
Juru bicara Jamaludin, Ki Jamil Badranaya mengatakan, kekuasaan yang didapatkan baginda bermula pada 2004.
Saat itu, Jamaludin telah selesai bertapa di sebuah gunung untuk mempelajari sebuah ilmu.
Setelahnya, kata Jamil, Jamaludin mendapat kedigdayaan menjadi raja dari makhluk gaib.
"Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang perintah dari sana-nya, dari Sang Pencipta," kata dia.
Sejak saat itu, warga di sekitar selalu percaya akan setiap ucapan dari Jamaludin.
Dikenal dermawan
Di mata warga, Jamaludin disebut sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.
Ia bahkan sudah membangun 30 rumah tidak layak huni sejak 2019.
Rumah yang dibangun tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
Jamil menuturkan, rumah itu dibangun atas inisiasi Jamaludin.
"Total 30 rumah dibangun, tersebar di kecamatan Mandalawangi, Menes, Pagelaran," ujar Jamil, Rabu (22/9/2021).
Diceritakan Jamil, puluhan rumah tersebut dibangun sebagian besar dananya dari kantong pribadi.
Sementara sisanya merupakan bantuan dari para santri yang menyumbang material hingga uang.
Adapun Jamaludin memiliki sejumlah pesantren dengan ratusan santri.
Rumah yang dibangun oleh Jamaludin pun memiliki ciri khusus, di antaranya adalah bertuliskan Angling Dharma.
Baca juga: Geger Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Asal Muasal Kemunculan hingga Sosok Sang Raja
Baca juga: Kerajaan Angling Dharma Muncul di Banten, Ini Sosok Baginda Sultan yang Diklaim Sebagai Raja
Disebut punya empat istri
Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus disebut memiliki empat orang istri.
Hal itu tampak dari sebuah foto yang viral, ketika memberikan bantuan rumah kepada warga tidak mampu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, salah seorang istrinya sangat pandai bernyanyi dan menciptakan lirik lagu bertemakan Presiden Joko Widodo.
"Iya memang benar, salah satu istri baginda raja itu memang suka bernyanyi, dan itu dituangkan dalam bentuk lirik," kata Ki Jamil.
Salah satu lagu ciptaan yang bertemakan Presiden Joko Widodo dibuatnya dalam rangka mengajak masyarakat untuk tetap mendukung Jokowi dalam menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
"Jokowi Presiden sejati. Walau dicaci-maki tetap sabar dan peduli, karena suci hati."
"Bagi orang yang menghina tetap masuk penjara, karena Presiden Lambang Negara yang sangat mulia," demikian penggalan lirik yang diterima Tribun Banten.
Berita terkait Kerajaan Angling Dharma
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Marteen Ronaldo Pakpahan, Kompas.com/Acep Nazmudin)