TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Seorang mahasiswi di Samarinda, Kalimantan Timur, diduga mengubur bayinya dalam pot bunga di kamar kosnya.
Penemuan mayat bayi tersebut terjadi pada Rabu (22/9/2021) di sebuah rumah kos berlantai dua, Jalan Wolter Monginsidi, Gang 2, RT 22, Samarinda, Kalimantan Timur.
Hingga kini polisi masih menunggu hasil visum mayat bayi tersebut dan sedang berupaya memintai keterangan terduga pelaku.
Polisi juga sudah melakukan olah TKP awal.
Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Iptu Fahrudi menerangkan kronologi awal penemuan jasad bayi tersebut ketika pihaknya menerima informasi dari salah satu rumah sakit swasta di Samarinda.
Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu ada seorang wanita dengan pendarahan berat datang.
Baca juga: Fakta-fakta Mahasiswi Kubur Jasad Bayinya Dalam Kamar Kos di Samarinda, Pelaku Dihamili Mantan Pacar
Wanita tersebut diketahui berinisial NA (25), yang merupakan seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Samarinda.
Usai mendapat laporan tersebut, polisi langsung melakukan pengecekan ke lokasi tepatnya di kamar kos bernomor 202.
Benar saja, NA diduga baru saja melakukan upaya menghilangkan nyawa bayinya sendiri dan dibenamkan di dalam pot bunga yang ditutupi pasir.
"Kalau dilihat kondisi jasadnya sudah digugurkan pada dua hari lalu," terang Iptu Fahrudi kepada TribunKaltim.co.
Polisi kemudian membawa jasad bayi tersebut untuk divisum guna memastikan dugaan tersebut.
"Ibunya juga akan kita amankan namun sebelum itu kita bawa ke rumah sakit karena banyak kehilangan darah," kata Iptu Fahrudi.
Sementara itu, menurut kesaksian Arya (38) pemilik kos, NA baru masuk ke kos bernomor 202 sejak dua bulan lalu.
NA merupakan mahasiswi dari luar Kota Samarinda.
"Waktu masuk katanya mau penelitian. Kan di sini (indekos miliknya) banyak mahasiswi begitu. Karena memang kos ini khusus putri," terang Arya, Kamis (23/9/2021).
Arya mengaku kaget atas penemuan jasad bayi di rumah kos miliknya.
Sebab saat jasad bayi tersebut ditemukan, Arya sedang berada di lokasi vaksinasi massal.
"Memang orangnya (NA) saya lihat tertutup dan selalu menyendiri. Mungkin karena banyak pikiran ya. Kan biasanya anak penelitian itu sebulan selesai, tapi ini belum selesai-selesai," bebernya.
"Terakhir saya lihat dua atau tiga hari lalu, dan memang selalu pakai mukena," terang Arya.
Tetangga kaget
Para penghuni kos mengaku sangat terkejut dengan kabar adanya dugaan NA (25) berusaha menggugurkan kandungannya yang sudah berusia 9 bulan.
Menurut keterangan warga setempat, NA merupakan penghuni kos baru yang dikenal ramah dan taat beribadah.
"Rajin sholat, selalu pakai mukena. Juga ramah banget sama kita (warga sekitar) kalau bertemu," jelas Nina (48) salah seorang warga.
Meli (20) penghuni kos lainnya juga mengaku masih tidak percaya dengan adanya penemuan bayi tersebut.
Namun ia menerangkan NA memang jarang terlihat beraktivitas di luar kecuali untuk mandi dan menjalankan ibadah sholat.
"Kakak itu (NA) masih mahasiswa. Baru sih masuk kos sini sekitar 1 bulan lebih kalo enggak salah," terang mahasiswa tersebut.
Ditetapkan Tersangka
Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Iptu Fahrudi saat dikonfirmasi media menerangkan bahwa saat ini tersangka NA (25) sudah dititipkan di tahanan khusus wanita Polresta Samarinda.
"(NA) sudah jadi tahanan dan kita sudah memeriksa empat saksi, yaitu tersangka sendiri, pacarnya, ibunya dan pemilik kos. Yang belum itu Ketua RT dan penghuni kos sampingnya (kamar nomor 201)," beber Iptu Fahrudi.
Dari hasil pemeriksaan sendiri, lanjutnya, pacar tersangka tidak terlibat dan juga tidak mengetahui bahwa NA menggugurkan kandungannya.
"Sudah putus (pacaran) delapan bulan lalu. Dan memang dia (pacar pelaku) yang menghamili mau tanggung jawab, tapi si tersangka tidak mau karena berbeda keyakinan," ungkapnya.
Ditanya mengenai pastinya kapan NA melahirkan dan bagaimana, Iptu Fahrudi mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari rumah sakit.
"Karena tersangka ini banyak bohongnya jadi kita berpatokan pada hasil autopsi dan visum untuk mengetahui apakah bayinya tewas di dalam perut, atau dihilangkan nyawanya saat sudah lahir," pungkasnya. (*)