Namun, pihaknya tidak memungkiri telah mendapat laporan adanya klaster di sekolah, seperti yang ada di salah satu sekolah MTs di Kabupaten Jepara.
"Ada laporan dari Jepara, ada satu sekolahan di mana setelah dilakukan screening ada siswa yang positif sekitar 25 siswa (3 guru). Dan, semuanya tanpa gejala," ungkapnya.
Semua yang dinyatakan positif telah dilakukan isolasi, bahkan beberapa di antaranya sudah sembuh.
Selain itu, aktivitas sekolah tersebut kembali ditutup.
"Yang positif diisolasi, juga tracinng dan testing. Semuanya OTG dan sudah banyak yang sembuh," tuturnya.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan bahwa dirinya langsung koordinasi dengan Bupati Blora untuk memastikan terkait temuan kasus tersebut.
Ternyata, temuan kasus positif di sekolah itu karena justru karena dites lebih dulu sebelum PTM dilaksanakan.
"Saya cek di Blora, kontak Bupati dan saya lega ternyata klaster di sana itu karena persiapan PTM dites lebih dulu. Itu bagus. Ya, ada SMK, MTs, SD dan SMP ini komplit," paparnya.
Selain itu, lanjut Ganjar, temuan kasus di kabupaten Blora semuanya dari guru.
Maka, ia pun memerintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus mengecek, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat.
"Yang menarik semuanya itu orang tua, artinya guru. Maka, saya perintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus ngecek, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat. Kalau tidak ini bahaya. Beberapa kejadian MTs di Jepara 28 orang terdeteksi, 25 siswa dan 3 guru. Saya komunikasi dengan kemenag untuk tutup. Jangan sampai kita kasih stempel gagal," tandasnya.
Klaster Sekolah Juga Ditemukan di Jepara, 25 Siswa dan 3 Guru MTs Al Muttaqin Positif Covid
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk semua jenjang di wilayah tersebut.
Kebijakan ini diambil setelah ditemukan klaster penularan Covid-19 di MTs Al Muttaqin di Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan.