News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Update Klaster Sekolah di Purbalingga dan Jepara, Gerindra: PTM Jangan Jadi Pemicu Ledakan Covid

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Satgas Covid-19 saat memberikan arahan kepada siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga sebelum memasuki ruangan isolasi terpusat di sekolah tersebut, Selasa (21/9/2021).

Dari klaster ini, 25 siswa dan tiga guru terkonfirmasi positif Covid-19.

Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan, klaster MTs Rengging itu menjadi penekanan kepada orangtua untuk terus mengingatkan putra-putrinya agar selalu taat protokol kesehatan.

Dia juga mengapresiasi kepala sekolah MTs Al Muttaqin yang langsung menutup sekolah, setelah sejumlah siswa dan guru terkonfirmasi positif Covid-19.

"Alhamdulillah, pihak sekolah sangat menyadari bahwa kesehatan siswa menjadi yang utama," kata Dian Kristiandi sesuai meninjau sekolah tersebut, Rabu (22/9/2021).

Sebuah ruang kelas di MTs Al Muttaqin di Desa Rengging, Kab Jepara tampak kosong. Saat ini aktivitas belajar mengajar di sekolah itu dihentikan setelah 25 siswa dan 3 guru positif Covid-19.

Menurut pria yang akrab disapa Andi itu, kejadian di MTs Rengging akan menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan PTM di Kabupaten Jepara.

"PTM, untuk sementara, kami hentikan. Kalau ditanya sampai kapan, nanti kami evaluasi sampai pada saatnya semua sudah siap," imbuhnya.

Andi juga meminta pasca kejadian ini semua pihak kembali menyadarkan bahwa Covid-19 masih ada.

Kronologi Sumber Penularan Corona 25 Siswa dan 3 Guru MTs Jepara Versi Kepala Sekolah

25 siswa kelas VII dan 3 guru di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Muttaqin terkonfirmasi positif Covid-19.

Akibatnya, pembelajaran tatap muka di sekolah yang berlokasi di Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara itu mulai hari ini dihentikan.

Kepala Sekolah Mts Al Muttaqin, Samudi menerangkan kronologi saat sejumlah siswa diketahui positif covid-19.

Pada 13 September 2021, terang Samudi, sejumlah siswa hendak vaksinasi di Puskesmas Pecangaan.

Namun, ada 24 siswa yang tidak lolos screening.

Pada 14 September 2021, pihaknya mengantarkan 60 siswa itu untuk melakukan swab.

Dua hari berikutnya, kata Samudi, 16 September 2021 hasil tes keluar dan menyatakan 11 anak terkonfirmasi positif.

Kemudian tambah lagi 2 anak, total 13.

"Setelah itu kami melakukan koordinasi dengan pihak muspika dan kemenag dan Satgas Covid-19 Kabupaten Jepara," kata Samudi, Rabu (22/9/2021).

Karena sudah ada siswa yang positif Covid, lanjut dia, maka dilakukan tes swab kepada siswa dan guru yang pernah kontak erat.

Hasilnya 3 guru positif dan 12 siswa positif.

Bupati Jepara Dian Kristiandi berbincang dengan kepala sekolah MTs Al Muttaqin, Samudi di Desa Rengging, Kab Jepara.

Sementara itu, Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan akan mengevaluasi Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Jepara pas muncul kluster siswa di MTs Rengging.

"PTM untuk sementara kita hentikan. Kalau ditanya sampai kapan nanti kita evaluasi sampai pada saatnya semua sudah siap," kata pria yang akrab disapa Andi itu sesuai meninjai MTs Al Muttaqin.

Dia meminta para orangtua untuk menekankan kepada anak-anaknya agar menaati protokol kesehatan

Klaster Sekolah di Purbalingga Bertambah, 61 Siswa SMP Negeri 3 Mrebet Juga Positif Covid

Klaster sekolah penularan Covid-19 di Purbalingga bertambah.

Selain di SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga, kasus Covid-19 juga ditemukan di SMP Negeri 3 Mrebet.

Tercatat, ada 61 siswa sekolah tersebut positif Covid-19 hasil tes antigen, Selasa (21/9/2021).

Kondisi tersebut dibenarkan Kepala SMP Negeri 3 Mrebet, Septi Winarni.

Septi mengatakan, hasil tersebut diperoleh setelah pihak sekolah menggelar tes antigen kepada siswa, karyawan, dan guru, sebagai persiapan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

"Tes antigen menyasar 392 siswa dan 37 guru serta karyawan. Hasilnya, ada 61 siswa yang positif," ujar Septi saat dikonfirmasi, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: 1.296 Sekolah Laporkan Klaster Penyebaran Covid Saat PTM, Paling Banyak Tingkat SD Capai 581 Sekolah

Septi mengatakan, mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah siswa. Dari hasil tes yang dilakukan, tak ada guru dan karyawan sekolah yang terpapar virus corona.

Terkait hasil ini, pihaknya pun telah melakukan upaya lokalisasi.

Berdasarkan saran dari camat Mrebet, sekolah mengarantina 61 siswa di SMP Negeri 3 Mrebet, sama seperti yang dilakukan SMP Negeri 4 Mrebet.

Diberitakan sebelumnya, 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet terkonfirmasi positif Covid-19 hasil tes antigen, Senin (20/9/2021).

Mulai Selasa, para siswa tersebut menjalani karantina terpusat di sekolah mereka dan menunggu tes PCR lanjutan.

Sebelum 90 Anak Positif Covid, SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Ternyata Gelar PTM Tanpa Izin Satgas

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga meminta klarifikasi dari kepala SMP Negeri 4 Mrebet terkait kasus Covid-19 yang menimpa 90 siswanya.

Pasalnya, sekolah tersebut belum mendapat izin menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dari Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dindikbud Kabupaten Purbalingga Joko Sumarno mengatakan, pihaknya masih menggali informasi dan klarifikasi dari kepala SMP Negeri 4 Mrebet.

"Pembelajaran tatap muka (PTM) kan sebenarnya juga belum berjalan, apa itu kucing-kucingan atau bagaimana, ini yang masih akan kami cari tahu dari kepala sekolahnya," kata Joko saat dikonfirmasi, Selasa (21/9/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga Hanung Wikantono mengatakan, SMP Negeri 4 Mrebet sempat memulai pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum ada keputusan Satgas Covid-19.

"Sudah berlangsung (PTM) selama satu-dua pekan. Kemudian, ada yang bergejala dan banyak yang mengalami hal serupa, demam, flu," kata Hanung.

Dari temuan itu, kepala sekolah berinisiatif menghubungi dinkes untuk melakukan rapid test antigen secara massal.

Dari 350 sampel usap, 90 siswa menunjukkan hasil positif Covid-19.

"Hari ini, kami putuskan isolasi terpusat di gedung sekolah," ujar Hanung, Selasa (21/9/2021).

Tim Satgas Covid-19 Purbalingga mengikuti apel di gedung eks SMP Negeri 3 Purbalingga, Selasa (21/9/2021). Apel digelar sebelum mereka menjemput 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet yang positif Covid-19 untuk dikarantina terpusat.

Isolasi terpusat, lanjut Hanung, dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya klaster penularan Covid-19 baru di Purbalingga.

"Opsinya, hanya isolasi terpusat, tidak ada isoman, 90 kalau dibuat pohon faktor jadi ledakan klaster. Kami tidak mau ambil risiko itu," ujarnya.

Dia menjelaskan, puluhan siswa akan menjalani isolasi selama 13 hari terhitung Selasa.

Satgas Covid-19 Kabupaten Purbalingga masih melakukan sosialisasi kepada wali murid agar tidak muncul penolakan.

"Hampir semua pasien tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan. Kami menyiagakan tenaga medis lengkap dengan fasilitasnya agar seluruh siswa dapat terpantau," ujarnya.

Hanung menambahkan, puluhan siswa tersebut nantinya menjalani tes swab PCR.

Dari hasil PCR itu, Satgas Covid-19 akan melakukan tracing kontak erat hingga lingkungan keluarga siswa

Jalani Karantina Terpusat, 90 Siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Tempati 9 Ruang Kelas

Sembilan puluh (90) siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga yang dinyatakan positif Covid-19 mulai menjalani isolasi terpusat di sekolah tersebut, Selasa (21/9/2021).

Mereka menjalani isolasi di sembilan ruangan yang telah disulap menjadi tempat karantina dan dalam pengawasan tenaga kesehatan dan petugas.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, setiap ruangan isolasi diisi 10 anak.

Sementara, ruangan lain di sekolah tersebut, digunakan tenaga kesehatan dan petugas yang berjaga.

"Para siswa dibagi per ruangan ada 10 siswa. Selain itu, ada nakes dan petugas," ujar Tiwi, sapaan bupati, Rabu (22/9/2021).

Tiwi menjelaskan, mayoritas siswa positif Covid-19 tersebut masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).

Meski begitu, untuk memudahkan pengawasan dan mencegah perluasan penularan, mereka diminta menjalani karantina terpusat.

Petugas Satgas Covid-19, saat memberikan arahan kepada para siswa SMP N 4 Mrebet sebelum memasuki ruangan isolasi, pada Selasa (21/9/2021). (Humas Pemkab Purbalingga)

Sebelumnya, sejumlah orangtua keberatan anak mereka dikarantina terpusat di gedung eks SMP Negeri 3 Purbalingga.

Mereka beralasan, lokasi tersebut jauh dari tempat tinggal anak-anak.

Akhirnya, Satgas Penanganan Covid-19 memindahkan tempat karantina terpusat di SMP Negeri 4 Mrebet.

Apalagi, pascatemuan kasus Covid-19 klaster sekolah, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di Purbalingga dihentikan.

"Sebetulnya, sudah disiapkan di eks SMP Negeri Purbalingga. Namun, karena satu dan lain hal maka isolasi dipusatkan di SMP Negeri 4 Mrebet," imbuh Tiwi

Polres Purbalingga Bangun Dapur Umum, Pasok Makanan untuk Siswa Mrebet yang Jalani Isolasi Terpusat

Polres Purbalingga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan 151 siswa di Mrebet yang menjalani isolasi terpusat di Purbalingga, Rabu (22/9/2021).

Diketahui, 151 siswa yang menjalani isolasi terpusat itu adalah 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet dan 61 siswa SMP Negeri 3 Mrebet.

Mereka terkonfirmasi positif Covid-19 hasil tes antigen pada Senin (20/9/2021) dan Selasa (21/9/2021).

Saat ini, mereka menjalani karantina terpusat di masing-masing sekolah.

Kabag Sumda Polres Purbalingga Kompol Supriyanto mengatakan, dapur umum didirikan untuk membantu kebutuhan makanan siswa yang menjalani isolasi.

"Ini merupakan bentuk dukungan kepolisian bagi para siswa yang sedang menjalani isolasi terpusat. Harapannya, para siswa bisa tetap bersemangat menjalani isolasi sehingga bisa cepat sembuh," ucapnya dalam rilis yang diterima, Rabu (22/9/2021).

Anggota Polres Purbalingga memasak untuk kebutuhan makan siswa SMP Negeri 3 dan 4 Mbrebet yang menjalani karantina terpusat, Rabu (22/9/2021).

Dijelaskannya, hari ini, dapur umum dioperasikan Satsamapta, mulai menyiapkan peralatan, berbelanja bahan makanan, memasak, dan menyiapkan makanan untuk selanjutnya dibagikan.

Total, ada sekitar 200-250 paket makanan yang disiapkan untuk didistribusikan.

"Kami bekerja sama dengan sejumlah organisasi masyarakat dalam pendistribusian makanan dari dapur umum sampai ke para siswa di lokasi isolasi," jelasnya.

Supriyanto memastikan, dapur umum akan tetap beroperasi dan mendistribusikan makanan selama para siswa menjalani isolasi terpusat. (tribun network/thf/TribunBanyumas.com/TribunJateng.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini