"Kadang-kadang terlena, sudah PPKM level 2. Kami perlu mengaktifkan lagi tinjauan lapangan untuk mengecek bagaimana aturan (PTM) berjalan atau tidak. DPRD bersama komite sekolah perlu melakukan pengecekan serta pencegahan agar tidak terjadi penularan di sekolah," papar Majid.
Dia pun mengapresiasi upaya skrining yang dilakukan Dinas Kesehatan.
Upaya itu dapat mengetahui lebih dini jika terjadi penularan. Ini perlu dilakukan secara berkala.
Di samping itu, peran serta keluarga dalam menyukseskan PTM pun sangat diperlukan. Disdik mengimbau siswa untuk diantar dan dijemput orangtua merupakan bagian dari upaya mencegah penularan. Siswa diharapkan tidak keluyuran seusi pulang sekolah. Protokol kesehatan di rumah juga perlu diperhatikan.
"Anaknya di sekolah sudah tertib dan baik tapi ternyata orangtuanya bekerja tidak pakai masker. Itu membawa dampak tidak baik, bisa membawa virus ke rumah dan menulari anggota keluarga," ujarnya.
Dinkes Jateng Pastikan Temuan Siswa Positif Covid-19 di Blora Bukan Klaster Pembelajaran Tatap Muka
Kasus positif Covid-19 ditemukan di sejumlah sekolah di beberapa daerah di Jawa Tengah usai diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM).
Di antaranya di Kabupaten Blora dan Jepara.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, memastikan temuan kasus positif Covid-19 di sekolah di Kabupaten Blora bukan klaster PTM.
Sebab, kasus di delapan sekolah di Blora tersebut ditemukan melalui screening sebelum PTM dilaksanakan.
"Kalau yang di Blora itu bagus. Sebelum dilakukan PTM, dilakukan screening dulu, lalu ditemukan (positif)," ujar Yulianto, usai Rapat Koordinasi Penangan Covid-19 di Ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur, Selasa (21/9/2021).
Baca juga: Rumah Pecinta Reptil Kebakaran, 80 Ular Mati Terpanggang, Saksi Dengar Ada Ledakan
Bahkan, pihaknya mengapresiasi terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Blora dalam menyambut PTM.
Yakni dengan melakukan screening lebih dulu terhadap guru dan siswanya.
"Blora Justru kita apresiasi, ada delapan sekolah melakukan screening (sebelum PTM), dan ditemukan sekitar 40-an kasus. Jadi, bukan klaster sekolah karena menularnya bukan di sekolah," ungkapnya.