Usia Fosil Hewan Diperkirakan Lebih dari 3000 Tahun
Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa usia fosil tersebut karena perlu melakukan penelitian dan metode lebih panjang lagi untuk mengetahui umur dari tulang hewan tersebut.
Kendati demikian, pihaknya memperkirakan usia fosil itu lebih dari 3.000 tahun, hanya saja untuk memastikan usianya itu, pihaknya harus mencari benda-benda peninggalan yang lain.
"Kalau ada kayu dan arang mungkin kita bisa tahu umumnya, tapi karena tidak ada kita harus cari metode penanggalan lain. Masih bisa diusahakan, tapi perlu waktu dana agak besar," ujar Mika.
Lokasi Temuan Fosil Dijaga Ketat Selama 24 Jam
Lokasi penemuan fosil hewan di Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, RT 01/ 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bakal dijaga ketat oleh aparat gabungan.
Penjagaan tersebut dilakukan setelah sejumlah paleontolog dari berbagai perguruan tinggi menemukan fosil berupa tulang hewan seperti kerbau, sapi, rusa, dan gajah.
Fosil yang ditemukan merupakan bagian lengan, kaki, tangan, tulang belakang, dan bagian kepala.
Baca juga: Ular Sanca Ditemukan di Kawasan Taman Makam Wakaf Cipete, Warga Khawatir Dipatok saat Ziarah
Camat Cipongkor, Yayat Ruhyat mengatakan, pihaknya bersama aparat kewilayahan bakal menjaga kawasan tersebut selama 24 jam untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Nanti kita akan menyiagakan perangkat desa maupun aparat lainnya untuk menjaga kawasan ini agar selama dilakukannya observasi maupun penelitian tidak ada yang hilang," ujarnya saat ditemui di lokasi penemuan fosil, Minggu (10/10/2021).
Bangga Temuan Fosil, Camat Cipongkor Dorong Kawasan Jadi Konservasi
Yayat mengaku, merasa bangga dengan penemuan fosil hewan tersebut lantaran hal itu membuktikan bahwa Kecamatan Cipongkor menyimpan kekayaan alam termasuk potensi wisata yang harus terus digali.
"Tentunya kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kawasan ini karena sedang dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penemuan fosil tersebut," kata Yayat.
Selain itu, pihaknya juga saat ini tengah menyusun upaya pengembangan kawasan tersebut yang berbasis konservasi yang nantinya wisatawan tetap bisa datang untuk melihat fosil yang sudah ditemukan.