News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menengok Musala di Bogor yang Dibangun di Lahan Bekas Prostitusi dan Tempat Transaksi Narkoba

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Area kumuh disulap menjadi rapi dan menjadi area musala di kolong flyover Cibinong, di Kampung Padurenan, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Kolong flyover Cibinong, Bogor, Jawa Barat dulunya sering dikaitkan dengan hal-hal negatif. Mulai dari tempat prostitusi hingga tempat transaksi narkoba.

Namun, semua sentimen negatif itu telah hilang karena warga.

Warga Kampung Padurenan RT 2 dan RT 3, Kelurahan Pabuaran, menyulap area yang kerap dijadikan tempat prostitusi menjadi sebuah musala.

Musala ini pun diberi nama oleh warga dengan nama Mushola Al-Sadar.

Baca juga: Api Lalap Sebuah Musala di Pondok Bambu, 8 Unit Mobil Pemadam dan 60 Personel Dikerahkan

Musala tersebut berlokasi di kolong flyover Cibinong yang dulunya sangat kumuh dan dikenal kerap dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Ketua RT 02 Zakaria mengatakan bahwa ide soal musala itu muncul saat warga menggelar kegiatan bakti sosial Kampung Ramah Lingkungan (KRL).

Zakaria (68), Ketua RT 02/06, Kampung Padurenan, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Saat itu, area kolong fly over Cibinong yang berulang kali dibenahi dan dibersihkan, selalu kembali kumuh bahkan selalu ada kabar negatif seperti adanya prostitusi dan transaksi narkoba.

"Kerja bakti bersih-bersih, kata masyarakat sekitar sini, bikin musala harusnya nih. Mungkin dengan musala, mereka yang berbuat yang enggak-enggak lihat musala agak malu, agak sungkan, gitu ya," kata Zakaria kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Begini Penampakan Ruang Bawah Tanah di Stasiun Bogor: Diduga Dibangun Zaman Belanda

Sampai akhirnya, ide warga ini disampaikan kepada pemerintah setempat dan direspon positif.

Pembangunan musala yang dilakukan tahun 2019 ini pun dilakukan secara gotong royong dari donasi berbagai pihak.

Namun, pembangunannya dilakukan dengan pembatasan-pembatasan tertentu karena di bawah jalan raya milik pusat, seperti tidak boleh menggali sumur, bangunan tidak menyentuh tiang flyover dan lain-lain.

"Luasnya kurang lebih 400-500 meter persegi. Untuk luas tempat salatnya 7x8 meter," kata Zakaria.

Baca juga: Kemenag Sediakan Rp 6,9 Miliar untuk Bantu Masjid dan Musala, Apa Saja Syaratnya?

Musala itu pun dilengkapi dengan alat pendingin ruangan atau AC, alat pengeras suara, tempat parkir, majelis, tak terkecuali tempat wudu.

Musala ini juga terus dimanfaatkan masyarakat seperti menjadi tempat kegiatan keagamaan warga setempat seperti pengajian kaaum pria dan wanita setiap pekannya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini