Hybrid/Fase Banyak berjumlah 35 kali dengan amplitufo 3-13 mm, S-P 0,3-0,8 berdurasi 7-12 detik.
Tektonik jauh terjadi sebanyak tiga kali dengan amplitudo 2-3 mm, S-P : tidak terbaca, durasi 63-153 detik.
"Tingkat aktivitas Gunung Merapi Level III atau siaga. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tandasnya.
BPPTKG merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Kubah Tambah Tinggi
Sepekan terakhir ini aktivitas erupsi di Gunung Merapi menunjukkan penurunan.
Dibanding pekan sebelumnya, guguran lava dari puncak Merapi lebih sedikit.
Informasi yang dihimpun dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta, jika guguran lava teramati sebanyak 67 kali.
Guguran tersebut masih mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 m.
Sedangkan pada periode pengamatan 17-23 September, guguran lava tercatat mencapai 141 kali dengan jarak luncur menyentuh 2 kilometer dari puncak Merapi.