"Kita telah meminta keterangan dari keluarga korban dan saksi saat kejadian," katanya kepada Bangka Pos, Rabu (13/10/2021).
Ia menjelaskan insiden itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Korban bernama Ardiansyah alias Jukung (32) pekerja TI apung.
Korban ini tinggal di Desa Pangkal Niur, Kecamatan Riausilip bersama ibu angkatnya.
Saat kejadian korban bersama dua rekannya Sapri dan Rudi akan menuju ponton TI apung yang kandas di aliran sungai menggunakan perahu. Korban kemudian turun ke air hendak mengangkat jangkar perahu.
"Tiba-tiba korban langsung diterkam buaya di bagian leher dan diseret. Kedua rekan korban yang melihat kejadian tersebut berusaha memberikan pertolongan. Sembari terjun ke air keduanya menendang buaya itu," ungkap Fajar.
Namun aksi nekad keduanya tak membuat buaya melepaskan gigitannya ke korban, malah menyeret tubuh Punggul ke dalam air dan membawanya ke tengah sungai.
Fajar memperkirakan korban sudah meninggal dunia, sebab buaya sempat muncul sekitar Sungai Melandut dengan tak melepaskan gigitan di leher korban.
Tangan korban hilang
Menindak lanjuti laporan serangan buaya tersebut, tim petugas SAR gabungan pun langsung bergerak melakukan pencarian pada hari yang sama.
Namun, karena terkendala penerangan, pencarian pun dilanjutkan esok harinya.
Hingga akhirnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan Ardiansyah, Kamis (14/10/2021).
Punggul ditemukan dalam kondisi sudah tewas dengan kondisi tangan kanan putus dan sejumlah luka gigitan bahu dan badan.
"Benar sudah kita temukan setelah dilakukan penyisiran di aliran Sungai korban ditemukan sudah mmeninggal dengan tangan satu lepas dan luka gigitan di badan," kata Kepala SAR Bangka Belitung Fazli saat dihubungi bangkapos.com