"Kami sudah di sini capek," katanya.
"Di sini nggak normal. Kami di sini nggak ada apa-apa (pekerjaan). Cuma makan tidur, makan tidur selama 12 tahun. Jujur saja, sudah 12 tahun nggak ketemu keluarga, nggak ketemu anaknya, adiknya, semua," katanya.
Oleh karenanya, mereka meminta pertolongan kepada pemerintah Indonesia melalui aksi ini. Pemerintah Indonesia diminta membantu proses ke negara ketiga.
Pemerintah Kota Surabaya dinilai sebagai representasi pemerintah saat ini.
"Kami minta tolong kepada pemerintah Indonesia," katanya.
Dibandingkan kembali ke negara asal, mereka memilih berangkat ke negara tujuan berikutnya.
"Situasi di Afganistan, semua tahu bagaimana kondisinya. Seperti apa Afghanistan sekarang," katanya.
"Kami ingin pindah ke negara ketiga. Ada beberapa negara yang bisa nerima kami. Tapi, kita nunggu. Kami hidup bukan untuk saya sendiri, tapi ada keluarga kami," katanya.
Baca juga: Rekannya Diamankan Polisi, Puluhan Imigran Afghanistan Halangi Mobil Tahanan
Pihaknya tetap berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang sudah membantu mereka selama ini.
"Kami sebetulnya sangat berterimakasih kepada warga Indonesia."
"Mereka (warga Indonesia) sangat baik. Kita nggak ada masalah. Mereka sangat baik. Namun, masalahnya, sampai kapan bersabar? Kami minta tolong kepada pemerintah Indonesia," katanya.
Sayangnya, tempat aksi mereka ini ternyata dinilai kurang tepat sasaran. Selain itu, aksi ini juga tak berizin.
Oleh karena itu, aksi mereka akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian.
"Karena aksi mereka tak berizin, mereka kami kembalikan ke tempat penampungan," kata Kapolsek Genteng Kompol Wisnu Setiyawan Kuncoro. (bob)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Minta Bantuan Pemerintah, Imigran Afghanistan di Sidoarjo Unjuk Rasa di Depan Balai Kota Surabaya