“Penggalian kali ini berhasil menemukan struktur batu lain. Digali dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, ditemukan adanya struktur batu candi,” ujar Winarto.
Dia mengatakan, saat penggalian 2016 lalu, pihaknya berhasil menemukan candi induk dan susunan struktur batu candi lainnya. Namun belum diketahui apakah struktur itu berupa perwara atau struktur pagar.
“Ini memang sampel, jadi penggalian dengan beberapa blok. Dari temuan ini akan dijadikan bahan untuk kajian," ujarnya.
Hanya saja, berdasarkan temuan ini, situs Watugenuk ini diprediksi merupakan sebuah tempat ibadah masyarakat hindu pada abad 9 lalu.
“Ada candi disini, juga pagar di sisi barat atau talut sekiling. Talut memang sudah kelihatan. Dulu ini merupakan tempat pemujaan, terlihat tanahnya lebih tinggi. Candi ini peninggalan abad 9 atau 10,” ujarnya.
Baca juga: Korban Pinjol Ilegal Bermunculan di Boyolali, Pinjam Rp 5 Juta Bengkak Jadi Rp 80 Juta
Dia menambahkan masih akan terus melakukan penggalian hingga dua hari kedepannya.
Hal itu dilakukan agar mendapatkan data yang lebih banyak mengenai situs Watugenuk ini.
Sehingga dapat memutuskan apakah situs ini memenuhi syarat untuk dipugar atau tidak.
“Kami belum tahu karena struktur terpendam tanah," ujarnya. (tribun network/thf/TribunSolo.com)