"Hampir rata-rata di posko pengungsian itu banyak ditemukan scabies, magh, hipeternesi, kolestrol tinggi, dan diare."
"Paling banyak ISPA dan scabies. Maka dari itu kita tetap menyiapkan obat dari TRC puskemas maupun dinkes sintang, khusunya PSC 199. Untuk obat, insya allah siap," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan koordinator PSC 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Azni Firmania, Minggu 7 November 2021.
Berdasarkan data pasien korban banjir khusus di Kabupaten Sintang pada bulan Oktober sampai 5 November2021.
Di mana enyakit gatal-gatal paling banyak dialami korban banjir, totalnya mencapai 82 orang.
Kemudian, Dispepsia 57 orang, hipertensi 63 orang, ISPA 36 orang dan Diare 31 orang.
“Ispa, demam, gatal, diare. Dominan scabies hasil pusling sungai durian mendominasi. Di Tanjung Puri juga dominan gatal-gatal. Pusling Puskesmas Dara Juanti, ditemukan ispa dan gatal yang dominan,” kata Azni kepada Tribun Pontianak.
Selanjutnya, anak-anak, juga terserang gatal-gatal.
Di posko pengungsian SD Muhammadiyah, sudah teridentifikasi 3 orang anak derita scabies.
Ketiganya, telah diungsikan ke posko Relawan Muhammadiyah dan mendapatkan perawatan yang belokasi di SD Muhammadiyah, Jalan Dharmaputra, Kecamatan Sintang.
Agus menyebut, sudah ada bantuan tenaga kesehatan yang datang mengecek dan memberi stok obat-obatan dari Puskesmas Tanjung Puri.
Meski demikian, masih kurang karena jumlah pengungsi yang terus bertambah setiap harinya.
Agus berharap, tenaga medis bisa lebih proaktif lagi dalam membantu aktivitas penanganan masalah kesehatan yang ada terutama yang di posko-posko pengungsian.
Saat ini, Relawan Muhammadiyah memerlukan bantuan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunPontianak.co.id/Agus Pujianto, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Banjir di Sintang, Kalimantan Barat