TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Puluhan warga desa di Blitar, Jawa Timur menanam pisang sebagai bentuk blokade total jalan desa sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Daerah.
Warga Desa Plumpungrejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar itu kesal karena kerusakan jalan desanya semakin parah.
Puncaknya, Minggu (07/11) pukul 21.00 WIB, puluhan warga desa melakukan aksi.
Kades Plumbungrejo, Subakat, mengaku kaget dengan aksi warganya tersebut. Bahkan ia mengaku baru tahu jalan sudah diblokade, Senin (8/11/2021) pagi, saat akan berangkat ke kantor desa.
"Kami berusaha mengondisikan warga agar situasi segera terkendali. Kalau mengenai tuntutan warga, sudah kami komunikasikan dengan kecamatan. Dan,dijanjikan tahun ini akan mendapatkan proyek (perbaikan jalan) itu," ungkap Subakat.
Baca juga: Terdampak Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo, Ratusan Makam di Taskombang Klaten Dipindahkan
Seperti umumnya unjuk rasa atas kerusakan jalan, warga menanam beberapa batang pisang di setiap lubang yang digenangi air.
Tetapi itu bukan yang terakhir, karena kemudian warga juga memalang batang kayu melintang sepanjang lebar jalan di beberapa titik, sehingga tidak ada kendaraan apa pun yang bisa melintas.
Akibatnya, sampai Senin (8/11/2021), banyak kendaraan terpaksa putar balik karena jalan desa itu diblokade total. Tidak hanya kendaraan roda empat, sepeda motor pun tidak bisa melintas.
Warga mengaku marah sekarang jalan desanya sudah tidak layak disebut jalan karena sudah berubah menjadi lintasan rusak dengan lubang-lubang dan genangan. Selama ini banyak warga yang mengalami kecelakaan.
"Ini bisa disebut aksi spontan. Tetapi sebenarnya warga sudah lama kesal karena jalan desa rusak bertahun-tahun tetapi tidak ada perhatian dari pemerintah," ujar seorang warga.
Baca juga: Belum Ada Laporan Kerusakan akibat Gempa Magnitudo 4,1 yang Mengguncang Kuta Utara
Penanaman pohon-pohon pisang serta pemasangan palang kayu itu dimulai sejak di Dusun Tenggong, tepatnya di dekat sekolah SDN Plumpungrejo 01.
"Ini sudah kesepakatan bersama sehingga bukan hanya warga lain yang tak bisa lewat namun warga sini pun sama. Makanya, jangankan mobil, sepeda motor kesulitan melintas kecuali lewat jalan kampung," tambahnya.
Sejak ditutup Minggu malam hingga Senin (8/11/2021) siang, sudah tidak ada kendaraan yang berani memaksa lewat. Sebab, jalan yang rusak sepanjang 1 KM itu belum dibuka.
Warga kompak menunggu komunikasi dengan perangkat desa dan pihak kecamatan. Mereka kecewa karena jalan desanya sudah rusak parah sejak empat tahun terakhir, tetapi tidak pernah ada perbaikan meski sudah beberapa kali diusulkan ke pemda.