Laporan Wartawan Tribun Jateng Agus Iswadi
TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Upaya pencarian Sastro Setu yang tertimpa longsoran material talud tepi aliran Sungai Siwaluh dekat pekarangan warga di Gerdurejo RT 4 RW 11 Kelurahan Tegalgede Kecamatan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dihentikan.
Pasalnya, cuaca di wilayah itu tidak mendukung untuk upaya pencarian.
Sastro tertimpa material talud saat tengah mengerjakan perbaikan talud bersama empat orang rekannya di dasar sungai pada Senin (15/11/2021) pukul 11.15 WIB.
Empat orang rekannya berhasil menyelamatkan diri namun nahas dialami Sastro tertimbun material yang tiba-tiba longsor.
Tim SAR gabungan terdiri terus berupaya melakukan pencarian namun upaya yang dilakukan sejak siang belum membuahkan hasil hingga sore hari.
Baca juga: Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Belasan Jiwa harus Mengungsi
Berdasarkan informasi yang dihimpun, talud itu dibangun secara mandiri oleh pemilik rumah yakni Sukarno dan telah selesai belum lama ini.
Rumah milik Sukarno itu telah disewakan kepada seseorang.
Akan tetapi karena ada retakan, pemilik rumah lantas meminta bantuan sejumlah pekerja untuk memperbaiki talud itu.
Adapun talud memiliki ketinggian sekitar 12 meter dan lebar 12 meter.
Koordinator Basarnas Pos Solo, Arief Sugiyarto menyampaikan, proses pencarian dilanjutkan esok hari karena mempertimbangkan faktor cuaca.
Ada tim yang saat ini melakukan pemantauan debit air di sepanjang aliran Sungai Siwaluh.
"Kendala saat ini di atas (wilayah hulu) masih turun hujan.
Yang kita pantau terus debit airnya dan masih ada kemungkinan terjadi longsor susulan," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin sore.
Wakapolres Karanganyar, Kompol Purbo Adjar Waskito menuturkan, kepolisian menerjunkan tim SAR serta mengerahkan satu anjing K-9 untuk melacak serta mendeteksi keberadaan pekerja yang tertimbun longsoran.
"Memang kalau K-9 tidak mungkin langsung titik itu, pasti ada radius di situ.
Tempat di mana dia terkonsentrasi," ungkapnya.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono terlihat meninjau proses pencarian pekerja yang tertimbun material talud.
Yuli sapaan akrabnya sempat berbincang dengan pekerja yang selamat dari longsoran serta anggota keluarga Sastro yang sebelumnya menggelar doa bersama.
"Saya melihat posisi yang ada di lingkungan jembatan (talud) ini kalau dikerjakan swasta atau pemilik lahan berat, pasti berat kualitas tidak bagus.
Oleh karena DPU nanti akan menghitung, ya sangat mungkin harus diintervensi lewat pembangunan yang dikerjakan pemerintah karena ini juga riskan bisa mengganggu kenyaman," terangnya. (Ais).
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Keluarga Doa Bareng Minta Tubuh Sastro Setu Ditemukan Hidup atau Mati