TRIBUNNEWS.COM, SIGLI - Warga Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, Pidie terpaksa mengantar jenazah dengan mengarungi sungai, yakni Krueng Inong tangse.
Proses antar jenazah harus turun ke sungai itu ternyata telah dilakukan warga setempat selama puluhan tahun, akibat tidak ada jembatan.
"Warga berjalan melintasi Krueng Inong menuju tempat pamakaman umum (TPU) adalah di Cot Panah. Kebetulan saat itu debit air melimpah akibat curah hujan di Tangse tinggi," kata Wakil Bupati (Wabup) Pidie, Fadhlullah TM Daud, ST kepada Serambinews.com, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Pencurian Belasan Ular Piton Seharga Rp 133 Juta di Tulungagung Libatkan Anak di Bawah Umur
Ia menjelaskan, Cot Panah yang dijadikan sebagai TPU, di lokasi tersebut juga didirikan kandang kerbau dan lembu warga serta perkebunan yang subur.
Sayangnya, warga harus turun ke aliran sungai sebagai jalur akses terdekat menuju ke Cot Panah, lantaran tidak ada jembatan dan rute lain pun juga belum ada.
"Benar, warga Gampong Pulo Mesjid II telah lama menanti dibangun jembatan gantung menuju Cot Panah. Masyarakat sudah pernah mengusulkannya, tapi sampai sekarang belum terealisasi," ungkap Wabup Pidie.
Menurut Wabup, sebenarnya Pemkab Pidie sudah pernah mengirim tim untuk mengkaji dan mengukur areal untuk pembangunan jembatan di lokasi tersebut.
Sebab, beber Wabup, lokasinya berjarak sekitar 1 km dengan jembatan jalan nasional Beureunuen-Geumpang, atau sekitar 1,5 km dari jembatan gantung Pulo Mesjid I atau Lhok Pu.
Tapi, hingga sekarang pembangunan jembatan gantung di lokasi tersebut belum dilakukan.
"Saya kira sangat layak jika di lokasi itu dibangun satu jembatan gantung untuk memudahkan mobilitas warga ke TPU dan untuk akses ke areal perkebunan serta peternakan warga," ujarnya.
Baca juga: Polisi Buru Maling Bersarung ala Ninja yang Gondol Ayunan Bayi di Balai Desa Sumberejo Lamongan
Baca juga: Potret Adik Jan Ethes, La Lembah Manah Rayakan Ultah ke-2 di Rumah Saja
Apalagi, lanjut Fadhlullah, Gampong Pulo Mesjid II adalah salah satu gampong yang padat penduduk di Tangse.
“Maka sangat dimungkinkan Cot Panah akan berkembang menjadi lokasi perluasan permukiman warga jika jembatan untuk akses dibangun Pemkab,” paparnya.
Ia mengungkapkan, jembatan itu sudah pernah diusulkan, tapi mengingat kemampuan fiskal Pemkab Pidie yang terbatas, seiring suasana pandemi telah berjalan dua tahun terakhir, maka pembangunan jembatan tersebut belum masuk dalam APBK Pidie.
Namun, Wabup berjanji, Pemkab akan berusaha meminta bantuan Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Aceh, mengingat APBK Pidie 2022 akan segera ketuk palu.
"Saya kira, selama ini usaha masyarakat memang sudah sangat maksimal untuk memperjuangkan jembatan itu,” ungkapnya.
“Kami minta agar tetap warga bersabar, Pemkab dan DPRK Pidie punya perhatian khusus terhadap aspirasi masyarakat Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Begini Reaksi Wabup Pidie Lihat Aksi Warga Pulo Mesjid II Tangse Arungi Sungai untuk Antar Jenazah,