Wijanto mengungkapkan tidak ada pembatasan waktu bagi setiap pengunjung.
“Namun kalau di belakang sudah ada tamu lagi, ya yang depan diminta untuk jalan, agar tidak terjadi kerumunan,” ujarnya.
Di dalam area museum, pengunjung dapat membeli buah tangan berupa suvenir yang dijual di sejumlah kios.
“Di sekitar kios sudah ada tempat cuci tangan, setiap penjual di kios wajib pakai masker dan memiliki hand sanitizer,” ungkap Wijanto.
Adapun salah satu pengunjung dari Boyolali, Wartimah, mengungkapkan protokol kesehatan di Museum Sangiran diterapkan dengan baik.
“(Protokol kesehatan) sudah baik. Tadi masuk ke sini semua wajib pakai masker, terus cek suhu, dan cuci tangan,” ungkapnya.
Selain itu, Wartimah juga mengaku setiap 10-12 orang didampingi satu petugas.
“Di dalam museum jaga jarak diatur dengan baik,” ujar Wartimah.
Hadiah Spesial di Tengah Pandemi
Selain kembali dibukanya museum, Desa Wisata Sangiran juga mendapat hadiah spesial lainnya di tengah pandemi Covid-19.
Kini pariwisata di Desa Krikilan semakin menggeliat setelah Desa Wisata Sangiran atau Dewi Sangir berhasil masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diumumkan pada bulan Oktober kemarin.
“Kami sangat bangga, dan sempat kaget bisa masuk 50 besar,” ungkap Ketua Pengelola Desa Wisata Sangiran, Aries Rustioko.
Sebagai bentuk apresiasi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, meninjau langsung Desa Wisata Sangiran pada 9 Oktober 2021 lalu.
Sandi mengunjungi Museum Sangiran dan Punden Tingkir, untuk menyerahkan piagam penghargaan kepada pengelola Desa Wisata Sangiran.