News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satreskrim Polrestabes Palembang Diadukan ke Propam Polda Sumsel Karena Diduga Salah Tangkap

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga ibu mendatangi propam Polda Sumsel untuk melaporkan anak-anak mereka yang diduga jadi korban salah tangkap oleh anggota Polrestabes Palembang, Senin (22/11/2021).

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -  Sat Reskrim Polrestabes Palembang diduga telah salah tangkap terkait peristiwa pengeroyokan di Palembang, beberapa waktu lalu.

Tiga ibu mendatangi Propam Polda Sumsel berharap mendapat keadilan atas penahanan anak-anak mereka yang diduga jadi korban salah tangkap oleh anggota Sat Reskrim Polrestabes Palembang, Senin (22/11/2021).

Ketiga ibu tersebut merupakan perwakilan dari keluarga lima pemuda yang ditangkap anggota Sat Reskrim Polrestabes Palembang atas kasus pengeroyokan di Jalan Gotong Royong 3, Kelurahan Sukamaju, Kecamatakan Sako Palembang beberapa waktu lalu.

Ningsih (47), ibu yang melaporkan perihal penangkapan terhadap anaknya Sendy Setiawan (20) mengatakan, sangat meyakini benar sang anak tidak ikut dalam aksi pengeroyokan tersebut.

Baca juga: Polri Tangkap Penyebar Pesan Jihad Lawan Densus 88, Ternyata Pelaku Dalam Pengaruh Obat Penenang

"Jelas-jelas anak saya ada di rumah waktu pengeroyokan itu terjadi. Tapi kok, malah anak saya yang dijemput polisi," ujar Ningsih saat ditemui di Mapolda Sumsel, Senin (22/11/2021).

Diketahui, kasus pengeroyokan itu menimpa Tivan Simanjuntak (33) dan terjadi di Jalan Gotong Royong 3, Kelurahan Sukamaju, Kecamatakan Sako Palembang pada Minggu (3/10/2021) sekira pukul 04.30 WIB.

Menurut Ningsih, saat kejadian tersebut anaknya sedang berada di rumah mulai dari pukul 02.00 WIB sampai pagi hari.

Baca juga: Murid SD yang Tinggal di Panti Asuhan di Kota Malang Jadi Korban Pemerkosaan dan Pengeroyokan

Ningsih meyakini hal tersebut lantaran melihat langsung keberadaan anaknya di rumah.

Sebab di hari pengeroyokan terjadi, bertepatan dengan hidupnya aliran PDAM di kawasan tempat tinggalnya yang biasa terjadwal saat tengah malam hingga subuh.

Sehingga mayoritas warga termasuk Ningsih harus bergadang demi mengisi stok air yang hanya hidup dua hari sekali.

"Sebelum jam 02.00, anak saya memang sempat keluar sebentar. Tapi setelah itu dia pulang dan begadang sama teman-temannya di rumah saya pagi. Saya lihat betul dia ada di rumah. Sedangkan pengeroyokan itu terjadi pukul 04.30. Jadi mana mungkin dia bisa ikut pengeroyokan," ungkapnya.

Berjarak tiga hari kemudian, anggota Polrestabes Palembang mendatangi kediaman masing-masing dari lima pemuda terduga pelaku pengeroyokan tersebut.

Dikarenakan merasa tidak bersalah, keluarga dari kelima pemuda ini mengizinkan anak-anaknya dibawa polisi.

Ketika itu polisi berujar, hendak meminta keterangan dari lima pemuda tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini