Ular ini kerap menjalar lambat di antara ranting atau di atas bawah hutan.
Namun apabila terancam, dapat juga bergerak cepat dan gesit.
Ular ini menyukai hutan bamboo dan belukar yang tidak jauh dari sungai.
Sering juga ditemukan berdiam di antara daun-daun dan ranting semak atau pohon kecil sampai dengan 3 m di atas tanah.
Tidak jarang pula ditemukan di kebun atau pekarangan dekat rumah.
Ular ini memangsa kodok, burung dan mamalia kecil, juga kadal.
Baca juga: Anang Kobra, Pawang Asal Kalsel yang Selalu Tidur Satu Ranjang Bersama Ular Kesayangannya
Saat berburu dai dalam gelap, sangat dibantu indra penghidu bahang (panas) tubuh yang terletak pada lesung pipitnya.
Pada siang hari, ular ini menjadi lembam dan tidur bergulung-gulung di cabang pohon, semak atau rimbunan ranting bamboo.
Sering juga ditemukan ular-ular kesiangan yang kemudian tidur sekenanya di dekat permukiman orang, misalnya di tumpukan kayu atau di sudut-sudut para-para di belakang rumah.
Ular hijau buntut merah bersifat ovovivipar, yaitu telur-telurnya menetas semasa masih di dalam perut dan keluar sebagai anak-anak ular, sehingga seakan-akan seperti melahirkan.
Anaknya dapat mencapai lebih dari 25 ekor sekali bertelur. Anak-anak ini akan turun ke lantai hutan dan vegetasi bawah untuk memburu kodok yang menjadi makanannya.
Mengenal bisa ular hijau ekor merah
Ular hijau buntut merah termasuk ular yang agrsif dan mudah mengigit.
Ular ini penyumbang kasus gigitan ular terbanyak.