TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan. Sekitar 30 rumah di sekitar jalur aliran lahar Gunung Semeru di Kecamatan Pranajiwo, Lumajang, Jawa Timur, ambruk.
Demikian dilaporkan oleh Jurnalis KompasTV, Abdul Rohman yang berada di lokasi kejadian.
Ia menjelaskan sejak erupsi terjasi, listrik di sekitar lokasi kejadian tidak berfungsi atau padam.
Selain itu, kondisi di Lumajang Jawa Timur masih gerimis. Sementara untuk warga sedang mengungsi di tempat pengungsian, seperti masjid, sekolah dan tempat-tempat lain yang aman.
Baca juga: Imbas Erupsi Gunung Semeru, Beberapa Wilayah di Kabupaten Malang Dilanda Hujan Abu
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Puan Maharani: Utamakan Penyelamatan Warga
Sebelumnya diberitakan warga Lumajang yang bernama Nismat memberi kesaksian soal kondisi di lokasi terkait Gunung Semeru erupsi.
Ia mengatakan saat pukul 16.00 WIB, kondisinya seperti sudah malam hari. Kendaraan yang berada di lokasi tersebut juga dipenuhi oleh abu.
Baca juga: Mbok Um Meninggal Terkena Lava Pijar Gunung Semeru, Kerabat: Mungkin Sudah Lari, Tapi Enggak Kuat
Sementara, saksi lain menyebut saat Gunung Semeru meletus, warga langsung mengungsi.
Jembatan penghubung 2 kabupaten pun sudah ambruk atau terputus dan ada puluhan yang terluka.
300 KK mengungsi, 10 orang belum dievakuasi, seorang meninggal
Wakil Bupati Kabupaten Lumajang Indah Masdar mengungkapkan perkembangan informasi terkait dampak Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) sore.
Indah mengatakan hampir semua rumah di kawasan darah Curah Kobokan hancur.
Ada sekitar 300 KK di sana sebagian sudah berhasil dievakuasi.
Dari warga kawasan Curah Kobokan, lanjut ada sekitar 41 orang alami luka bakar akibat lahar panas.
"Yang luka bakar akibat lahar panas ada 41 orang yang dievakuasi di Puskemas Penanggal," kata Indah dikutip dari konferensi BNPB, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Akses Jalan Tertutup Akibat Erupsi Gunung Semeru, Tim Penyelamat Terhambat Evakuasi Korban
>