"Pada tanggal 7 Juni, orang tua mereka dipanggil. Kemudian, sebagian membawa kembali anaknya. Sebagian lagi dibawa ke rumah aman P2TP2A Garut."
"Di sana dilakukan berbagi hal pendampingan ,pemeriksaan, trauma healing, pengurusan ijazah ke Kemenag, kemudian ada juga pendampingan asesmen," jelas Atalia.
Athalia justru khawatir pada efek yang akan diterima korban ketika kasus ini terlalu diekspos.
Baca juga: Herry Wirawan Punya Basecamp untuk Tampung Santri Korban Rudapaksa yang Sudah Melahirkan
Ia mengatakan, apa yang menjadi kekhawatirannya kini menjadi kenyataan.
Kini, ada beberapa korban ingin berhenti sekolah lantaran tidak nyaman kasusnya diketahui banyak orang.
Padahal sebelumnya korban sudah mulai mencoba menerima keadaanya.
"Ini semua orang sudah tahu. kades tahu. Teman-temannya sekolahnya tahu. Ini tidak nyaman bagi mereka."
"Bahkan saya menerima surat dari orang tua, yang memohon untuk tidak diganggu," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)
Baca berita lainnya seputar Guru Rudapaksa Santri