News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta PLTD Apung Terseret 3 Kilometer Saat Diterjang Tsunami Aceh hingga Selamatkan Keluarga Midun

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal PLTD Apung Banda Aceh, Sejarah Situs Tsunami Aceh 2004

"Tak ada kerusakan apa-apa. Kalau pun sekarang difungsikan. masih bisa," kata Ir Subaktian Msc, koordinator Posko Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Serambi di pendopo Gubernur NAD, Banda Aceh, Sabtu (22/1/2005).

Kisah PLTD Apung tak sebatas menjadi simbol dahsyatnya gelombang tsunami.

Pembangkit listrik itu juga menjadi simbol heroik di tengah bencana yang tak terperikan.

Paling tidak, sebagaimana pengakuan yang diterima Serambi, ada satu keluarga dari kawasan Punge Blang Cut yang selamat dari hantaman gelombang tsunami, karena PLTD Apung. Lho, kok bisa?

Menyusul gempa dahsyat yang melanda Aceh pada Minggu pagi 26 Desember 2004, Semua orang cemas dan takut.

Semua keluar rumah mencari tempat-tempat yang dinilai aman untuk berlindung dari reruntuhan bangunan.

Baca juga: Peringati 17 Tahun Tsunami, Warga Susoh Abdya Aceh Gelar Ngaji dan Doa Bersama di Pantai Jilbab

Adalah keluarga Bang Midun (46) bersama istrinya, Kak Idah (40) dan beberapa anaknya, yang ketika bencana itu menetap di Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh.

Ketika gempa, sebagaimana orang-orang lainnya, Bang Midun bersama anak istrinya serta menantu perempuan yang sedang hamil tua berkumpul di luar rumah.

Belum lagi hilang panik akibat gempa, tiba-tiba terdengar jeritan histeris air laut naik.

Semua berlarian mencari selamat, termasuk keluarga besar Bang Midun.

Menurut cerita keluarga dekat Bang Midun yang bertempat tinggal di kawasan Lambhuk Ulee Kareng, di tengah kejaran gelombang tsunami yang maha dahsyat itu, mendadak para korban melihat sebuah kapal diseret gelombang.

Potret PLTD Apung yang berdiri megah di pelabuhan Ulee Lheu sebelum bencana tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004. Saat bencana itu terjadi, pembangkit listrik tersebut hanyut sampai ke Punge. Sedangkan pelabuhan Ulee Lheu proak-poranda. (Dokumen Harian Serambi Indonesia) (DOKUMEN HARIAN SERAMBI INDONESIA

Kapal itu diseret dengan posisi melintang.

Dengan posisi kapal seperti itu, gelombang dari arah belakang tertahan di badan kapal, sehingga ada celah air kosong di bagian depan.

"Terbentuk seperti parit besar tanpa air di bagian depan kapal. Di situlah orang-orang berlarian menyelamatkan diri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini