Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daryono
TRIBUNNEWS.COM – Tiga karyawan tengah sibuk memproduksi keju di pabrik keju Indrakila milik Noviyanto di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (25/12/2021) siang.
Seorang karyawan tampak melakukan proses filata pada susu yang sudah menggumpal atau disebut dadih keju.
Sedangkan karyawan lainnya terlihat memotong-motong dadih dan memasukkannya ke dalam cetakan.
Sebelum dilakukan proses filata, susu sapi mentah terlebih melalui beberapa proses.
Pertama, susu disuling dan dipasteurisasi hingga suhu 72 derajat.
Kedua, dimasukkan bakteri A dan B untuk proses koagulasi atau pengasaman.
Setelah itu didiamkan sekitar 1 jam, baru dilakukan proses filata hingga akhirnya menjadi keju.
Dari pabrik sederhana ini dihasilkan beberapa jenis keju natural yakni mozarella, feta, feta black pepper, feta olive oil, mountain, mountain chili dan boyobert.
Khusus boyobert ini merupakan keju khas Boyolali yang terinspirasi dari keju Prancis, camembert.
Hari itu, karyawan di pabrik Keju Indrakila mengolah 1000 liter susu untuk dijadikan 100 kg keju.
Produksi tersebut untuk memenuhi pesanan di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
"Sementara ini terbatas Jawa Tengah dan DIY karena adanya Pandemi, pemasaran ke Bali dan sejumlah kota destinasi wisata lainnya menurun. Konsumsi keju ini kebanyakan memang wisatawan asing," kata Noviyanto saat ditemui di tokonya, Sabtu (25/12/2021).
Baca juga: RESEP Kastengel Keju Pizza untuk Camilan Spesial saat Natal, Simak Cara Membuatnya Berikut Ini
Sebagaimana banyak usaha lainnya, usaha keju Indrakila pun ikut terdampak Pandemi hingga mengalami penurunan omset penjualan hingga 80 persen. Namun, Noviyanto meyakini kondisi ini justru bakal menjadi titik balik usahanya.