Ia kemudian segera berlari ke tempat anak-anaknya dengan kondisi tubuh penuh pasir dan semen.
"Saya langsung ke anak-anak. Saya bilang telinga mamah dengarnya gak jelas, nging terus.
Terus anak yang nomor dua meluk saya sambil nangis," ujarnya.
Heni bersyukur, ia dan ketiga anaknya dapat selamat dari peristiwa petir yang menyambar rumahnya tetapi, tubuhnya sempat merasakan seperti tersetrum saat petir menyambar.
Kemudian kedua telinganya merasakan bunyi bising berdenging yang hingga saat ini masih terasa.
Setelah kejadian, ia dan anak-anaknya selama dua hari mengungsi di rumah orangtua.
"Saya bersyukur anak-anak selamat. Saya ada sedikit luka bakar seperti terkena percikan api. Lukanya ada di paha dan perut," ungkapnya.
Baca juga: Nekat Isi Freon saat Hujan, Teknisi AC di Cileungsi Tewas Tersambar Petir
Heni mengatakan, untuk kerusakan tidak begitu banyak.
Di antaranya ada bagian genting yang rusak, dinding toilet bolong, lampu-lampu pecah, dan beberapa kabel rusak.
Ia memperkirakan kerugian mencapai Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.
Ia juga berharap, pemerintah kota memberikan bantuan untuk perbaikan rumahnya karena saat ini suaminya masih bekerja di Kalimantan.
"Saya minta bantuan kelurahan untuk membantu kami. Misalnya memperbaiki listrik agar dapat hidup kembali," jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Warga Tegal yang Rumahnya Tersambar Petir: Badan Seperti Tersetrum, Telinga Terus Berdenging