TRIBUNNEWS.COM - Jembatan KW 6 di Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Ambles.
Padahal, jembatan itu baru saja diresmikan Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Bahkan, peresmian jembatan itu belum genap satu bulan.
Pembangunannya pun memakan biaya hingga Rp 10 miliar.
Pengamat Pemerintahan, Asep Agustian, mengaku heran konstruksi jembatan itu bisa ambles, padahal baru selesai dibangun pada akhir tahun 2021.
"Padahal jembatan ini baru selesai, malah baru diresmikan Bupati Cellica, kok langsung rusak."
"Berarti laporan ke Bupati bohong dong, kalau pekerjaan ini sudah selesai sesuai perencanaan," kata Asep pada Minggu (16/1/2022).
Baca juga: Jembatan Rp 10 M Baru Sebulan Diresmikan Bupati Karawang Ambrol, Dinas PU Harus Panggil Kontraktor
Baca juga: Wilayah Banten Sering Gempa, BMKG: Semoga Bukan Tanda-tanda Megathrust
Berbahaya
Asep, yang juga Ketua Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Karawang, meminta Pemkab Karawang menindak tegas pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang, serta kontraktor pelaksana yang bekerja asal-asalan.
"Ini jelas-jelas membahayakan masyarakat karena kerusakannya parah. Beton penyangga dan coran dalam kondisi ambles gitu," kata Asep.
Asep Agustian menilai pembangunan jembatan KW 6 dilakukan asal-asalan, dan tidak mengutamakan kualitas kontruksi sehingga cepat rusak.
Padahal jembatan dengan lebar 7 meter dan panjang 43,50 meter itu menjadi penghubung Kecamatan Rawamerta dengan Kecamatan Karawang Barat.
Moblitas masyarakat kedua wilayah itu sangat tinggi, sehingga banyak yang melintasi jembatan tersebut.
"Saya sudah melihat langsung kerusakan jembatan itu dan sangat berbahaya sekali untuk masyarakat pengguna jalan. Itu kontruksinya sudah tidak benar, jika tidak segera ditangani bakal meluas kerusakkannya" katanya.
APH harus menyelidiki
Asep juga meminta aparat penegak hukum (APH) turun tangan menangani kasus amblasnya jembatan ini. Dia yakin, jika APH turun pasti menemukan pelanggaran.
"Pertanyaannya mau tidak APH turun ke lapangan? Kalau untuk Dinas PUPR saya tidak yakin mereka turun," katanya.
Sementara ketika Kepala Dinas PUPR Karawang Dedi Achdiat dihubungi melalui telepon, teleponnya tidak aktif.
Patah dan retak
Pantauan TribunBekasi.com, konstruksi jembatan itu ambles di bagian Karang Pawitan. Sebagian dinding tanggul jembatan longsor ke saluran irigasi.
Akibatnya bagian bahu jembatan, yang digunakan untuk pedestrian ambles cukup dalam, menimbulkan patahan, retakan sepanjang 20 meter di bagian jalan jembatan yang terbuat dari beton.
Titik konstruksi yang patah itu ditutupi terpal biru. Namun dari terpal yang tersingkap bisa dilihat celah kosong di bawah jalan jembatan, yang berisiko tinggi terjadi patah baru bila mendapat beban.
Maka, di jalan jembatan itu dipasangi bambu secara melintang, dan rambu pemberitahuan "hati-hati ada pekerjaan jembatan", agar tak ada kendaraan yang melewati bagian itu.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,4 di Banten Pagi Ini Tidak Berpotensi Tsunami
Dengan kondisi jembatan yang ringkih itu, jembatan KW 6 hanya dapat dilalui sepeda motor. Mobil tidak boleh melintasi jembatan tersebut.
Lalu di bagian bawah jembatan terdapat papan bertuliskan "Mohon Maaf Jalan Ditutup Total Sampai Selesai Pengerjaan".
Obet (30) warga setempat mengaku heran jembatan yang baru saja diresmikan dan dibuka itu mengalami kerusakan.
"Iya, baru juga dibuka jembatannya sudah rusak, ambles gini," katanya.
Dia berharap agar jembatan rusak itu segera diperbaiki. Jika tidak tentu akan membahayakan masyarakat yang menggunakan kendaraan.
"Iya harus cepat-cepat diperbaiki, karena semakin parah dan bahaya ini nantinya," katanya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Batanghari, Truk Fuso vs Daihatsu Sigra, 4 Orang Tewas, Tiga Luka Ringan
Kebutuhan pokok
Jembatan KW 6 ini digunakan setelah diresmikannya Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana pada 29 Desember 2021.
Bagi masyarakat setempat jembatan ini populer disebut Jembatan Kepuh.
Peresmian jembatan sepanjang 43,50 meter dengan lebar 7 meter ini ditandai dengan penandatanganan dan pengguntingan pita oleh Bupati Cellica, didampingi Sekda Acep Jamhuri, Kepala PUPR, Camat Karawang Barat.
Selain menjadi jalur alternatif ke objek wisata sejarah Rawagede, jembatan ini diharapkan juga membangkitkan ekonomi masyarakat di sepanjang jalur ini, sebab akses transportasi masyarakat akan lebih mudah.
Bupati Cellica mengatakan pada saat itu, ketersediaan sarana infrastruktur yang memadai menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat.
Pembangunan jembatan KW 6 direncanakan sejak lama, dengan tujuan mengurangi kemacetan.
"Meski sempat terhenti karena Covid-19, tapi alhamdulillah sekarang jembatan ini sudah bisa digunakan. Lokasi ini banyak perumahan. Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," kata Bupati.
Baca juga: Ibu Hamil 8 Bulan di Banjarmasin Tewas Tertimpa Beton, Berawal Mobil Box Tabrak Pembatas Parkir
Re-focusing anggaran
Kadis PUPR Karawang, Dedi Ahdiyat mengungkapkan, keberadaan jembatan KW 6 ini menghubungkan Desa Sumurgede Kecamatan Rawamerta.
Jarak dari jembatan menuju lokasi diperkirakan sejauh 25 kilometer.
"Kita tinggal merencanakan pelebaran jalan untuk lebih mendukung akses tersebut," ucap Kadis PUPR.
Dedi melaporkan, jembatan dibangun secara dua tahap. Tahap pertama di tahun 2019 menghabiskan anggaran Rp 8.248.000.000.
Proses pembangunan sempat terhenti akibat re-focusing anggaran Covid-19 di tahun 2020.
"Tahap kedua dilanjutkan tahun ini dengan menghabiskan anggaran Rp 2.195.000.000. Jadi total anggaran mencapai Rp 10.544.080.000," kata Dedi.
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Belum Sebulan Digunakan Jembatan KW 6 Karawang Ambles, Pengamat Minta APH Menyelidiki
(TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)