TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Puncak pelaksanaan pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI digelar, Jumat (21/1) hari ini. Palebon tersebut bernama Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana. Prosesi ini dipuput oleh 11 sulinggih.
Ketua Umum Warga Ageng Pemecutan, AA Ngurah Rai Sudarma mengatakan, rangkaian pelebon dimulai pukul 03.00 Wita yang dimuali dengan ngenjing, ngutang pering, baleman, teteh tabuh. Dilanjutkan dengan mabumi sudha, melaspas pamereman atau bade, lembu, dan panca rengga.
Setelah itu, pukul 12.05 Wita, layon atau jenazah Ida Cokorda dinaikkan ke bade. Selanjutnya bade akan berjalan menuju ke Setra Agung Badung.
Prosesi ini dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Karang dari Griya Tampakgansul, dan Ida Pedanda Gede Arimbawa dari Griya Sari Tegal.
Setelah bade sampai di setra Badung, juga dilangsungkan beberapa upakara di pabasmian, seperti agni panyomian pukul 15.00 Wita.
Di lokasi ini, juga dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Telaga dari Griya Telaga, Tegal dan Ida Pedanda Oka Keniten dari Griya Beraban.
Waktu pelaksanaan prosesi ini diperkirakan memakan waktu selama dua jam. Selanjutnya pukul 18.00 Wita dilaksanakan prosesi melarung atau nganyud abu ke Pantai Kuta, Badung.
“Untuk ngayud ke Segara Kuta tepatnya di barat Hotel Melasti. Nanti menggunakan mobil, termasuk pamuspaan naik ke mobil,” katanya.
Selama pelaksanaan pelebon ini akan ada penutupan total di kawasan Jalan Thamrin dan Jalan Hasanuddin.
Selian itu, saat bade bergerak ke setra juga ada penutupan di Jalan Imam Bonjol bagian utara dekat setra.
Rai Sudarma mengatakan, Ida Tjokorda Pemecutan XI mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada 1989. Beliau menggantikan ayahnya Ida Tjokorda Pemecutan X yang lebar tahun 1986.
"Terhitung Ida Tjokorda Pemecutan XI sudah mabiseka Tjokorda selama 32 tahun dan berpulang pada usia 76 tahun," kata Rai Sudarma.
Bade yang digunakan untuk pelebon ini yakni tumpang sebelas atau tumpang solas. Pembuatan bade ini dimulai sejak Rabu (5/1) dan saat ini sudah berada di depan Puri Pemecutan.
Salah seorang undagi bade dari Griya Meranggi, Kesiman, Nyoman Widana mengatakan bade ini memiliki tinggi total sekitar 18 meter.
Tinggi badan bade yakni 9,70 meter dan tinggi tumpang sekitar 7,5 meter. Lebar dasar bade yakni 365 cm dengan panjang 380 cm.
Kayu yang digunakan yakni kayu jenis Bali, seperti albesia, sukun, dan beberapa kayu lainnya.
Untuk banyak kayu balok ukuran 4x6 cm dan panjang 4 meter yang digunakan dalam pembuatan bade ini sebanyak 1 kubik dan triplek 40 lembar.
“Jika sudah jadi dengan hiasannya maka diperkirakan berat bade ini kurang lebih 2 ton,” katanya.
Aksesoris yang digunakan dalam bade ini yakni sayap dengan tinggi 5 meter, karang boma, karang sae, paksi, macan, kekendon yang berbentuk seperti gelungan barong. Sementara sanan bade dengan ukuran 8x6 meter dan dibantu dengan roda.
“Sanan dengan ukuran 8x6 meter karena menggunakan roda. Kalau tidak pakai roda, ukuran sanan 10x12 meter,” katanya.
Sementara itu, terkait pengaturan lalulintas, Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan mengatakan, saat pelaksanaan pelebon pihaknya meminta agar warga yang tidak berkepentingan tidak lewat di Jalan Thamrin. Hal ini karena akan ada penutupan total Jalan Thamrin.
Untuk kendaraan dari arah Jalan Hasanuddin akan diarahkan ke Jalan Gunung Kawi menuju Jalan Gajah Mada.
Selain itu juga diarahkan ke Jalan Bukit Tunggal. Sementara itu jalan dari arah Jalan Gajah Mada menuju ke Jalan Hasanuddin akan ditutup.
“Semua kendaraan diminta lurus menuju ke kawasan Catur Muka, tidak ada yang ke Jalan Hasanuddin lagi,” katanya.
Untuk kendaraan dari arah Jalan Imam Bonjol akan mulai diseleksi di simpang Teuku Umar Buagan. Kendaraan ini akan diarahkan ke Jalan Teuku Umar Barat maupun Jalan Teuku Umar Timur.
Selain itu, di simpang Imam Bonjol – Jalan Subur maupun simpang Imam Bonjol – Jalan Gunung Karang juga akan ada seleksi kendaraan agar tidak mengarah ke Jalan Thamrin. Hal ini karena saat puncak pelebon bade akan mengarah ke Setra Badung lewat Jalan Imam Bonjol. (sup)
Baca juga: Masih Ada Sekitar 345 Pertemuan Penting dan Skala Internasional di Bali