TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Istri bandar narkoba, Imayanti mencabut laporannya kepada dua polisi di Medan yakni Kompol Oloan Siahaan dan AKP Paul.
Pencabutan laporan dilakukan terkait pengambilan sejumlah uang oleh kedua polisi itu.
Hal ini disebutkan Kapolda Suametara Utara, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Sumut, Jumat (21/1/2022).
Selain mencabut laporannya, Imayanti juga sudah berdamai dengan Kompol Oloan dan AKP Paul dan membuat surat pernyataan.
"Tim dari penyidang kode etik profesi Polri dari proses sidang terbukti bahwa saudari Imayanti sudah mencabut laporannya terkait isi Rp 300 juta dan berdamai dengan tim," terangnya.
Baca juga: Kombes Riko Dicopot Gegara Kasus Suap Bandar Narkoba, Kombes Fahmi Jadi Plh Kapolrestabes Medan
Selain uang Rp 300 juta, uang yang diambil sebesar Rp 850 juta sebagai uang barang bukti juga dikembalikan.
"Termasuk juga uang Rp 300 juta sebagian sudah dikembalikan kepada saudari Imayanti termasuk uang Rp 850 juta," tambahnya.
Akibatnya dari pengembalian uang tersebut, berkas perkara kode etik Polri menjadi proses penegakan hukum.
"Akibat pengembalian tersebut termasuk dalam sidang dikembalikan masing-masing dan menerima termasuk dari Kompol Oloan dengan perdamaian diantara mereka yang dilampirkan dalam berkas perkara kode etik Polri sehingga kode etik profesi Polri di kedepan kan dalam proses penegakan hukum tersebut," tandasnya.
Kronologi kasusnya terungkap
Sebelumnya diberitakan, Imayanti yang merupakan istri bandar narkoba Jusuf Nasution diduga sebagai penyuap pejabat Polrestabes Medan ternyata pernah memberikan keterangan di Pengadilan Negeri Medan.
Imayanti hadir tanggal 17 November 2021.
Wartawan Tribun Medan merekam sebagian perbicangan Imayanti dengan Kuasa Hukum terdakwa Ricardo Siahaan, H.M Rusdi.
H.M Rusdi menyebutkan pada 2020 diberitakan ada bandar narkoba bernama Jusuf Nasution ditembak mati polisi.
Ia ingin memastikan bandar narkoba yang ditembak mati bukan suami Imayanti karena memiliki nama dan marga serta kasus yang sama.
"Saya harus tanyakan, 2020 Yusuf Nasution bandar narkoba ditembak mati. Apa dia hidup lagi atau berbeda?" tanya H.M Rusdi kepada Imayanti.
"Bukan suami saya itu, berbeda orangnya," jawab Imayanti.
Pertanyaan H.M Rusdi membuat penasaran majelis hakim.
"Masih hidup (suami Imayanti)?" tanya hakim.
"Masih," jawab Imayanti.
"Di mana sekarang?" tanya H.M Rusdi lagi
"Di Polda," jawab Imayanti.
Kasus Pencurian Uang Hasil Penggeledahan Narkoba yang menjerat terdakwa Ricardo Siahaan berbuntut panjang hingga menyeret nama Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko.
Ricardo yang merupakan personel Sat Narkoba Polrestabes Medan 'bernyanyi' dengan menyebutkan nama-nama pejabat yang terlibat dalam suap uang tangkap-lepas.
Suap senilai Rp 300 juta diberikan oleh Imayanti ke beberapa perwira.
Pejabat yang terseret dalam kasus ini adalah Kombes Pol Riko Sunarko, Kompol Oloan Siahaan, AKP Paul Edison Simamora dan beberapa polisi lain.
Sementara Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko telah dicopot dari jabatannya terkait kasus ini.