TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Gajah liar masih bebas berkeliaran dekat pemukiman dan kebun penduduk di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.
Bahkan, gangguan gajah liar masiy terjadi hingga Sabtu (28/1/2022), padahal sudah beberapa kali diupayakan diusir kembali ke habitatnya.
Saat gajah diusir dari Seunagan Timur oleh warga, ternyata hanya pindah ke kawasan Pante Ceuremen.
Insiden serangan terbaru terjadi di Desa Tuwi Meulesong, Kecamatan Seunagan Timur pada Kamis (26/1/2022) malam.
Satu unit rumah milik Zarjuli hancur diamuk kawanan gajah, tetapi tidak ada korban jiwa, kecuali rumah beserta isinya hancur diremuk gajah.
Rumah Zarjuli yang berkontruksi papan rusak dan gajah mencari makanan.
Baca juga: Diduga Diinjak Gajah, Pemilik Kebun Sawit di Riau Ditemukan Tewas Dalam Kondisi Mengenaskan
Pada malam itu, Zarjuli dan keluarganya tidak tidur di rumah karena pergi ke rumah saudaranya di kecamatan lain untuk menghandiri kenduri.
Keuchik Tuwi Meulesong Arfandi, Sabtu (29/1/202) mengatakan gangguan gajah liar sudah dilaporkan ke pihak terkait dan sudah ada penanganan.
Tetapi, katanya, amukan gajah merusak satu rumah dan tanaman hancur.
Dikatakan, saat gajah mengamuk di rumah Zarjuli, keluarga itu tidak berada di rumah sehingga tidak ada jatuh korban jiwa.
"Namun warga masih resah dengan gajah satu ekor itu yang bisa kembali muncul ke pemukiman dan kebun warga," kata Afandi.
Menurutnya, gajah yang muncul dan berkeliaran di Tuwi Meulasong pada malam sebelumnya muncul di Blang Lango, sehingga warga resah.
"Kami berharap adanya penanganan, sehingga tidak sampai jatuh korban jiwa," katanya.
Keuchik Tuwi Meulesong Afandi mengatakan, sejumlah desa di Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya berbatasan dengan sejumlah desa dalam Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat.
Gajah yang muncul di Pante Ceureumen juga berkeliaran di Seunagan Timur.
Diakuinya, ketika diusir di Pante Ceureumen lari ke Seunagan Timur.
Lalu saat diusir di Seunagan Timur lari ke Pante Ceureumen.
"Jadi yang mendesak sekarang ketersediaan CRU (penangkalan) gajah jinak di Seunagan Timur," kata Afandi.
Menurutnya, CRU yang ada saat ini hanya di Alue Kuyun, Aceh Barat jauh dari lokasi yang selama ini muncul gajah.
Dia mengatakan kalaupun tidak dibangun di Seunagan Timur, minimal di tengah-tengah atau perbatasan kedua kabupaten ini.
Afandi mengakui, Tuwi Meulasong mendukung dibangun CRU gajah jinak.
"Gangguan gajah masih terus menjadi masalah setiap waktu dan kami berharap ada penanganan segera" harapnya. (riz)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Gajah Liar Masih Berkeliaran, Diusir dari Seunagan Timur lari ke Pante Ceureumen