Dikatakannya, gempa ini bersumber dari dalam lempang atau biasa disebut gempa intraslab.
Gempa Intraslab semacam ini memiliki karakter mampu meradiasikan guncangan yang lebih besar di atas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain.
Hal yang wajar ketika gempa mengguncang Banten ini ikut terasa hingga Jakarta.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Tinggi Kolom Abu Teramati Kurang Lebih 1.000 Meter di Atas Puncak
Ditambah lagi, struktur tanah di Jakarta bersifat lunak dan tebal.
"Struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi atau memperkuat guncangan gempa," tuturnya.
"Gempa selatan Banten magnitudo 5,2 ini memiliki rekahan sangat kecil merilis penurunan tegangan (stress drop) sangat besar."
"Efeknya, gempa meradiasikan guncangan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya," imbuh dia.
Guncangan gempa di Banten ini juga dirasakan sangat kuat Palabuhan Ratu dalam skala intensitas IV MMI.
Kemudian, di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dalam skala intensitas III MMI.
Sementara, guncangan dengan skala intensitas II MMI dirasakan di Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)
Baca berita lainnya soal Gempa Banten